Mohon tunggu...
Ezmeyralda Putri
Ezmeyralda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat

Hobi menulis dan membaca cerita fiksi dan nonfiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Cuaca Ekstrem ke Wabah, Bagaimana Perubahan Iklim Meningkatkan Penyakit DBD di Indonesia?

30 Agustus 2024   20:59 Diperbarui: 5 September 2024   10:33 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?

Dalam mencegah terjadinya wabah penyakit menular, khususnya DBD maka perlu dilakukan pencegahan yang terintegrasi dan berkesinambungan. Karena akar permasalahan peningkatan kasus DBD adalah pemanasan global yang merupakan dampak dari perubahan iklim maka perlu dilakukan perubahan pada aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), belerang dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan klorofluorokarbon (CFC) . 

Wakil Direktur Copernicus, Program Pengamatan Bumi Uni Eropa, mengatakan bahwa, "pengurangan emisi gas rumah kaca sedini mungkin menjadi salah satu cara untuk menghentikan kenaikan suhu global."

Ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan oleh semua orang yang dapat berdampak menurunkan pemanasan global jika dilakukan secara konsisten dan terus-menerus, yaitu:

Pelaksanaan 5R Sampah

Sampah memiliki peran besar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca berupa gas metana dimana 1ton sampah padat diperkirakan dapat menghasilkan 50kg gas metana. Prinsip 5R (Reuse, Reduce, Recycle, Replace, dan Replant) merupakan salah satu upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk pengelolaan sampah. Reduce dilakukan dengan membatasi jumlah sampah melalui penggunaan bahan yang mengasilkan sampah lebih sedikit, seperti penggunaan tas belanja. Reuse dilakukan dengan menggunakan kembali barang yang masih dapat dipakai dan memperbaiki barang yang rusak. Recycle dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas untuk diolah menjadi produk baru. Replace dilakukan dengan mengganti barang yang lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali. Replant dilakukan dengan penanaman kembali melalui pemanfaatan sisa bahan pangan yang terkadang dibuang.

Penaman Pohon

Pohon berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida secara alami ketika terjadi proses fotosintesis, yaitu proses pembuatan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan.  Bukan hanya pohon, tanaman hijau lainnya juga dapat ditanam di lingkungan rumah dengan lahan terbatas karena tumbuhan hijau akan tetap menyerap karbon dioksida. Jadi, tidak ada salahnya untuk mulai menanam tumbuhan hijau di lingkungan rumah, bukan?

Pertanian Organik

Pemanfaatan kotoran hewan ternak dan sisa pangkasan tanaman dapat dijadikan sebagai pupuk organik dengan metode pengolahan kompos. Pengomposan memiliki potensi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca  walaupun dampak keseluruhan yang ditimbulkan masih tergolong kecil.

Penggunaan Kendaraan Hemat Energi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun