Mohon tunggu...
Ezekiel Prisiananda
Ezekiel Prisiananda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Untuk memberikan informasi news

Hobi saya berolahraga dan saya ingin menjadi pembisnis yang suskes

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Alami Kekeringan, Warga Malang Selatan Curhat Beli Air hingga Ratusan Ribu Per Bulan

29 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kekeringan yang melanda wilayah Malang Selatan telah menyebabkan kesulitan air bagi warga setempat, khususnya dalam hal akses air bersih. Banyak warga terpaksa membeli air dengan harga yang cukup tinggi hingga mencapai ratusan ribu per bulan, hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak. Kondisi ini semakin memperburuk kualitas hidup masyarakat dan menuntut adanya solusi atau perhatian dari beberapa pihak yang terkait.

Kekeringan di Malang Selatan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan iklim dan kurangnya pengelolaan sumber daya air yang baik. Akibatnya, banyak sumur yang sudah kering, dan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Karena itu, mereka terpaksa membeli air dari pemasok air dengan harga yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya soal cuaca, tetapi juga terkait dengan kebijakan yang tidak efektif.

Kekeringan yang terjadi di wilayah Malang Selatan ini menyebabkan sumber mata air alami, sumur mengering, bahkan pasokan air bersih sangatlah terbatas. Dari akibat ini masyarakat harus bergantung kepada pemasok air swasta yang menjual dengan harga tinggi dibanding dari harga PDAM. Masyarakat Malang Selatan banyak mengaku harus mengeluarkan biaya Rp 80.000 untuk satu tangki kecil air dengan antrian yang bisa mencapai 16 hari. Sedangkan untuk mempercepat mendapat air, harus mengeluarkan biaya Rp 100.000, hanya untuk memerlukan antrian lima hari, dengan kondisi ini masyarakat harus benar-benar berhemat dalam menggunakan air. Tentu saja ini menambah beban bagi ekonomi masyarakat, terutama terhadap masyarakat yang penghasilannya terbatas.

Kekeringan ini tidak hanya berdampak pada ekonomi masyarakat, tetapi juga pada kesehatan. Keterbatasan air bersih akan meningkatkan resiko penyebaran penyakit akibat dari kebersihan yang kurang terjaga. Air yang dibeli tidak selalu dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Ada juga masyarakat yang harus mengorbankan kebutuhan lain agar bisa membeli air, yang seharusnya menjadi hak dasar maupun individu. Kondisi ini memperlihatkan betapa mendesaknya peran pemerintah dalam memastikan ketersediaan air bersih di wilayah yang rawan kekeringan.

Dari semua penjelasan di atas, jelas bahwa kekeringan di Malang Selatan adalah masalah yang rumit dan perlu tindakan cepat. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencari solusi yang tidak hanya menyelesaikan masalah akses air bersih, tetapi juga menjaga lingkungan dan kesejahteraan sosial. Jika masalah ini tidak ditangani, kondisi masyarakat akan semakin buruk dan tantangan di masa depan akan lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun