Mohon tunggu...
Ezen Zenal Mutaqin
Ezen Zenal Mutaqin Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Negeri Sindangsari

Hobi : Menulis Kepribadian : Baik Konten : Pendidikan dan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Budaya Jalan Kaki Hampir Punah di Era Digital

27 Oktober 2023   08:45 Diperbarui: 27 Oktober 2023   09:04 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Poto diambil Di jalan Parmin jakarta Pusat

Dalam era serba digital seperti sekarang, aktivitas berjalan kaki semakin terpinggirkan. Padahal, dulu, berjalan kaki merupakan suatu hal yang lumrah dan bahkan dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan membahas fenomena menurunnya budaya berjalan kaki, penyebabnya, serta dampak negatif yang mungkin terjadi akibat kebiasaan ini.

Sejak manusia pertama kali berjalan di atas bumi, berjalan kaki adalah satu-satunya cara untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Zaman prasejarah melihat manusia sebagai pemburu-pengumpul, mengandalkan kaki mereka sebagai alat utama untuk mendapatkan makanan dan menjelajahi wilayah baru.

Dalam masyarakat agraris kuno, berjalan kaki tetap menjadi metode dominan untuk beraktivitas sehari-hari. Orang-orang pergi ke ladang, mengunjungi pasar, dan berpartisipasi dalam kegiatan komunal menggunakan kaki mereka sebagai sarana utama.

Sebelum transportasi modern dan kemajuan teknologi mencapai puncaknya, berjalan kaki adalah satu-satunya cara untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Orang-orang dahulu terbiasa dengan aktivitas ini, sehingga menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Budaya berjalan kaki mencerminkan keterlibatan aktif dalam kegiatan fisik sehari-hari.

Abad ke-19 menyaksikan revolusi transportasi, di mana kereta api dan kemudian mobil bermotor menjadi sarana utama mobilitas. Transportasi bermotor memberikan aksesibilitas dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengubah cara masyarakat bergerak.

Dengan munculnya mobil pribadi dan sistem transportasi umum, berjalan kaki mulai berkurang. Masyarakat mulai bergantung pada kendaraan untuk perjalanan jarak jauh dan transportasi umum untuk perjalanan sehari-hari.

Era Digital dan Perubahan Gaya Hidup

Di era informasi dan digital seperti sekarang, peran teknologi semakin mendominasi kehidupan sehari-hari. Aplikasi ridesharing, layanan pengantaran makanan, dan platform transportasi online telah mengubah cara orang bergerak. Masyarakat modern cenderung lebih memilih untuk duduk di dalam mobil atau menggunakan layanan pengantaran daripada berjalan kaki.

Sesuai dengan kemajuan teknologi, berbagai jenis transportasi telah muncul, termasuk mobil, sepeda motor, dan transportasi umum. Hal ini membuat orang semakin bergantung pada kendaraan bermotor untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Menggunakan kendaraan dalam aktivitas sehari-hari tanpa melakukan aktivitas fisik yang cukup dapat memiliki dampak serius bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa dampak serius yang dapat terjadi :

  • Obesitas: Ketergantungan pada kendaraan untuk berpindah tempat dapat mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik yang diperlukan untuk membakar kalori. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan berlebihan lemak dalam tubuh dan meningkatkan risiko obesitas.
  • Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah: Kegiatan fisik seperti berjalan kaki membantu menjaga kesehatan jantung dan sistem kardiovaskular. Jika aktivitas fisik terbatas akibat penggunaan kendaraan secara berlebihan, maka risiko terkena penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah akan meningkat.
  • Tekanan Darah Tinggi: Aktivitas fisik seperti berjalan kaki dapat membantu mengatur tekanan darah. Keterbatasan aktivitas fisik akibat penggunaan kendaraan dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko untuk berbagai masalah kesehatan.
  • Gangguan Metabolisme dan Diabetes: Kurangnya aktivitas fisik dapat mengganggu metabolisme tubuh, terutama pengolahan glukosa. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
  • Gangguan Muskuloskeletal: Aktivitas fisik, termasuk berjalan kaki, membantu mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas otot serta sendi. Keterbatasan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko masalah muskuloskeletal seperti nyeri punggung, sendi, dan otot.
  • Penurunan Kualitas Tidur: Kurangnya aktivitas fisik dapat mengganggu pola tidur. Orang yang kurang bergerak cenderung memiliki masalah tidur seperti sulit tertidur atau tidur tidak nyenyak.
  • Gangguan Mental: Aktivitas fisik telah terbukti membantu meredakan stres, depresi, dan kecemasan. Kurangnya aktivitas fisik dapat mempengaruhi kesehatan mental, meningkatkan risiko gangguan kejiwaan.
  • Ketergantungan terhadap Teknologi: Ketergantungan pada kendaraan dapat menciptakan ketergantungan pada teknologi. Ini dapat mengurangi mobilitas fisik dan meningkatkan waktu yang dihabiskan di dalam ruangan atau di depan layar, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.
  • Penurunan Kualitas Hidup Secara Keseluruhan: Keterbatasan aktivitas fisik dapat mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan. Orang mungkin merasa kurang energik, kurang sehat, dan kurang mampu menikmati aktivitas sehari-hari.

Menggunakan kendaraan dalam aktivitas tidak selalu buruk, namun penting untuk mencari keseimbangan dengan memasukkan aktivitas fisik ke dalam rutinitas harian. Berjalan kaki adalah salah satu cara sederhana namun efektif untuk memastikan tubuh tetap aktif dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun