HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficency Virus, dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Virus Imunodefisiensi Manusia. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, terutama sel - sel yang disebut CD4 atau sel T- helper. terdapat berbagai pengobatan yang dapat memperlambat perkembangan penyakit dan memungkinkan penderita untuk menjalani kehidupan yang lebih normal dan sehat.
   Merebaknya gaya hidupremaja putri (ABG) yang melakukan hubungan seks pranikah seperti yang sering diberitakan di media massa merupakan fenomena yang cukup memprihatinkan. Seperti y ang pernah dimuat oleh harian republika bahwa di purwakarta terdapat sekelompok remaja putri dari sekolah menengah yang menjadi pelayan seks, dengan motif tidak hanya sekedar mencari uang tetapi juga untuk mengikuti trend dan pemuas libido. Munculnya pelacur pada usia muda ini dapat memberikan penjelasan mengenai adanya kasus HIV-AID di kalangan anak usia 15-19 tahun.Selain risiko tertular HIV-AIDS melalui hubungan seksual, para remaja ini juga sangat rentan terhadap penularan  HIV-AIDS melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik.Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut yaitu berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, Menggunakan jarum suntik bersama-sama, Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup
  Gejala HIV dapat bervariasi dari orang ke orang dan mungkin tidak selalu langsung terlihat. Seperti yang telah disebutkan, gejala HIV muncul dalam tiga tahap pada tahap awal, gejala mirip dengan flu atau infeksi ringan lainnya. Ini termasuk Demam ringan, Sakit tenggorokan, Ruam Kelelahan, Pembengkakan kelenjar limfe, Nyeri otot dan sendi. Gejala ini biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah terinfeksi dan bisa berlangsung selama beberapa minggu.Tahap Kedua (Fase Asimptomatik atau Fase Klinis Laten) Selama tahap ini, seseorang mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Namun, virus tetap aktif dan terus merusak sistem kekebalan tubuh. Tahap ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Tahap Ketiga (AIDS) Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh telah sangat melemah, dan gejala yang lebih serius mulai muncul, termasuk demam yang berkepanjangan, berkeringat terutama di malam hari, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kelelahan kronis, diare berkepanjangan, Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina,Kondisi kulit seperti bintik-bintik ungu atau luka yang tidak sembuh, gangguan neurologis termasuk depresi, gangguan memori, dan keterlambatan mental.
   Mencegah penularan HIV adalah langkah krusial. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil praktik seks aman. Selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Hindari Berbagi Jarum dan Alat Suntik. Jangan pernah berbagi jarum atau peralatan yang digunakan untuk menyuntikkan obat dengan orang lain. Ini adalah salah satu cara umum penularan HIV.Tes dan Konseling. Lakukan tes HIV secara rutin jika Anda berisiko, dan konsultasikan dengan dokter tentang cara-cara pencegahan yang efektif.Edukasi dan Kesadaran. Edukasi tentang HIV dan pentingnya pencegahan harus disebarkan luas. Ini termasuk mengedukasi tentang pentingnya penggunaan kondom, risiko berbagi jarum, dan pentingnya tes dini.Penggunaan PrEP. Bagi mereka yang berisiko tinggi terkena HIV, penggunaan profilaksis pra-paparan (PrEP) bisa menjadi opsi. PrEP adalah obat yang diambil sebelum paparan HIV untuk mengurangi risiko infeksi. Pengobatan Ibu Hamil. Wanita hamil yang terinfeksi HIV harus menjalani pengobatan khusus untuk mengurangi risiko penularan virus ke bayi yang belum lahir. Penggunaan perlengkapan medis yang steril. Pastikan bahwa setiap peralatan medis yang digunakan, seperti jarum untuk tindik atau tato, adalah steril untuk menghindari risiko penularan.
    Di Indonesia, virus HIV telah menginfeksi penduduk usia produktif antara 15-24 tahun. Dengan melihat masa laten dari HIV menjadi full blown AIDS yang memakan waktu sekitar 5 hingga 10 tahun dapat diperkirakan bahwa penularan HIV ini sudah terjadi pada usia lebih dini. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena akan merusak generasi penerus bangsa dan berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang akan datang. Oleh karena itu perlu adanya respons yang memadai dengan cakupan program yang tinggi. Dengan struktur penduduk Indonesia yang mengarah pada usia muda berarti proporsi penduduk kelompok seksual aktif juga besar. Bila penduduk usia muda tersebut termasuk dalam kelompok berperilaku risiko tinggi terhadap penularan HIV-AIDS, maka hal tersebut akan mengancam kehidupan sosial ekonomi penduduk Indonesia apalagi mengingat kecenderungan akhir-akhir ini yang menunjukkan bahwa penduduk kelompok usia muda merupakan kelompok yang paling beresiko untuk menularkan dan tertular infeksi HIV-AIDS.Mengingat bahwa epidemi HIV terus meningkat maka diperlukan kepedulian dari semua pihak yang terkait dengan program penanggulangan HIV-AIDS untuk secara proaktif terlibat dalam komunikasi, penyebaran informasi maupun melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya kelompok risiko tinggi. Dengan semakin meningkatnya kasus AIDS pada penduduk usia muda, penyebaran informasi untuk meningkatkan public awareness mengenai adanya bahaya HIV-AIDS tampaknya tidak dapat ditunda lagi. Selama ini kelompok usia muda tersebut masih kurang mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang peduli terhadap penanggulangan HIV-AIDS. Hal ini antara lain disebabkan persepsi orang bahwa kelompok usia muda relatif masih 'aman' bila dibandingkan dengan pekerja seks. Persepsi demikian tidak selamanya benar karena dari studi kualitatif yang telah dilakukan ternyata para remaja ini telah terlibat dalam jaringan seksual multi-partner.
   Dari artikel tersebut saya menyetujui Penyakit HIV sangat berbahaya bagi Kesehatan tubuh terutama pada remaja sekarang banyak yang terlibat dalam kasus HiV-AIDS karena berbagai faktor  dan pentingnya mengetahui pengetahuan HIV-AIDS mulai dari definisi faktor dan penyebab HIV-AIDS dan cara pengobatan  atau pencegahannya  serta tata cara mendeteksi gejala tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H