Disclaimer artikel di bawah ini hanya MITOS  jangan jadikan sandaran kebenaran anggap saja sebagai penambah wawasan
Pada zaman dahulu ada 3 kerajaan besar di pulau jawa yaitu kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda Galuh dan Kerajaan Sunda Pakuan, Diantara Kerajaan Sunda Galuh dan Kerajaan Sunda Pakuan yang paling dekat dengan Majapahit adalah Sunda Galuh.
Pada saat itu salah satu Patih Majapahit yang bernama Gajah Mada sangat berambisi menyatukan Nusantara dan tinggal Kerajaan Sunda Galuh dan Sunda Pakuan yang belum ia taklukan, Jika kedua Kerajaan itu di taklukan oleh Gajah Mada makan terlaksana lah sumpah Palapa dirinya.
Kerajaan Sunda Galuh saat itu di pimpin oleh Raja yang bernama Linggabuana dan ia memiliki seorang Putri yang bernama Dyah Pitaloka sedangkan Kerajaan Majapahit saat itu di pimpin oleh Raja Hayam Wuruk.
Singkat cerita Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka saling jatuh cinta dan Hayam Wuruk melamar Dyah Pitaloka, Lamaran Hayam Wuruk pun diterima oleh Linggabuana dan Dyah Pitaloka meminta unutk  Kerajaan Galuh lah yang harus datang ke Majapahit untuk melaksanakan pernikahan Hayam Wuruk karena patih Gajah Mada tidak mau membawa Hayam Wuruk ke Kerajaan Sunda Galuh karena akan menurunkan wibawa dari Raja Majapahit dan Raja Linggabuana menyetujui persyaratan tersebut karena Dyah Pitaloka sangat ingin menikah dengan Hayam Wuruk dan tidak ingin menikah dengan laki-laki Sunda.
Di balik kabar bahagia tersebut ada salah satu Patih Majapahit yang tidak setuju dengan pernikahan tersebut yaitu Patih Gajah Mada, Karena jika pernikahan itu sampai terjadi maka gagal lah Sumpah Palapa dirinya, atas inisiatif nya sendiri ia membuat rencana agar Kerajaan Sunda Galuh tunduk kepada Majapahit, ia berencana untuk menyerang Kerajaan Sunda Galuh di tengah perjalanan menuju Majapahit dan membunuh Raja Linggabuana dengan harapan saat Raja Linggabuana terbunuh Kerajaan Sunda Galuh balik menyerang kerajaan Majapahit dan perang di menangkan oleh Majapahit.
Kerajaan Sunda Galuh bersiap untuk berangkat menuju ke Kerajaan Majapahit melalui jalur air karena pada saat itu jalur air jauh lebih cepat dari pada jalur darat, singkat cerita saat rombongan Kerajaan Sunda Galuh sampai Sungai Brantas mereka tiba-tiba di serang oleh pasukan Gajah Mada, dalam perang tersebut banyak sekali korban tewas dari Kerajaan Sunda Galuh karena pada saat itu Sunda Galuh kalah jumlah karena Kerajaan Sunda Galuh hanya membawa sedikit pasukan, karena tujuan Kerajaan Sunda Galuh datang ke Majapahit adalah untuk menikah bukan untuk berperang. Di dalam perang tersebut Raja Linggabuana tewas dan Dyah Pitaloka memilih untuk bunuh diri dengan cara menusukkan Keris ke tubuhnya, dan perang itu di sebut dengan perang bubat setelah kejadian tersebut muncullah mitos kalau Laki-laki Jawa tidak boleh menikah dengan Perempuan Sunda.
Setelah Hayam Wuruk mendengar wafatnya Raja Linggabuana, Hayam Wuruk pun di anter ke Kerajaan Sunda Galuh untuk memohon maaf yang sebesar-sebesarnya dan Kerajaan Sunda legowo dan tidak balik menyerang karena watak orang Sunda pada zaman dulu jika ada sebuah kesalahan yang sangat besar yang penting Kerajaan Majapahit mengakui itu sebuah kesalahan dan meminta kepada Hayam Huruk untuk menindak Patih Gajah Mada, Sejak saat itu secara berangsur-angsur di Non aktifkan karena permintaan dari kerajaan Sunda Galuh, Hayam Wuruk sangat terpukul atas kejadian Perang Bubat dan tidak memberikan kepercayaan penuh kepada Patih Gajah Mada, bahkan Gajah Mada sampai di asingkan dari istana dan di pindahkan ke Probolinggo dan di beri tanah untuk bercocok tanam dan menjadi petani.
Cerita di atas hanya MITOS jangan jadikan sandaran kebenaran anggap saja sebagai penambah wawasan
Sumber : Â Chanel Youtube Hakim Bawazier
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H