"Gak usah, ambil aja. Aku bisa cari sendiri" katanya dengan nada datar, kemudian meranjak meninggalakannya. Sewaktu gadis itu beranjak, tangan laki-laki itu meraih tangannya lalu berkata, "Eh, gak apa-apa kok buat kamu aja" katanya sambil menaruh barang itu di keranjang belanjaan Liz dengan tangan sebelahnya masih memegang tangan Liz. Liz pun memberi kode peringatan untuk melepas genggamannya, kemudian dia sadar lalu melepas tangannya, "Eh, sorry-sorry gak sengaja, tadi reflek, udah santai aja."
"Oke, kalau lo gak keberatan. Thanks" ucap Liz menutup dialog singkat.
"Eh. tunggu dulu, kita belum kenalan." katanya melanjutkan perbincangan.
"Emang harus?"
"Yah, enggak sih. Tapi aku mau kenal kamu. Oh iya, namaku Aksara Wira Wijaya, panggil aja Wira." katanya sambil mengulurkan tangan.
"Udah tau!" potong Liz.
"Eh, tau dari mana kamu ngestalk aku yah? Ayo ngaku!" tanya Aksa sambil menunjuk-nunjukku.
"Sok tau! Tuh!" balas Liz dilanjut dengan memberi kode menunjuk lewat mata ke arah nama yang ada di kemejanya.
"Hah? Oh iya, yah! Nama kamu siapa?" tanya Aksa.
"Elena." jawab Liz singkat kemudian meninggalkannya menuju kasir yang kebetulan sedang tidak antre. Dia tetap mengikuti Liz dari arah belakang dan tetap bicara tanpa kehabisan topik. Sementara gadis itu sibuk dengan pembayaran belanjaannya tak mendengar ucapannya yang tak terputus sambil menaruh belanjaannya juga ke meja kasir sebelah. Liz lebih dulu selesai, kemudian pergi meninggalkannya yang masih membayar belanjaannya.
Gadis itu buru-buru menghampiri sepedanya, kemudian melesat kencang meninggalkan minimarket itu. Ia kesal karena laki-laki itu bawel dan ingin tahu urusan orang. Setelah urusannya selesai dengan kasir, laki-laki itu memang ingin mengejar Liz. Namun terlambat, Liz telah pergi jauh dan tak terlihat.