Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Poliwali Mandar Sulawesi Barat menolak pasien yang akan melahirkan (Kompas, 1/5/2012). Itulah salah satu contoh sikap hidup manusia Indonesia yang telah kehilangan jati dirinya, Atau telah hilang jiwa persaudaraannya, telah hilang sifat kemanusiaannya yang luhur. Kalau para bidan, para pegawai RSUD Poliwali Mandar tak mampu menyelesaikan (membantu) si pasien yang amat segera membutuhkan pertolongan tersebut, seharusnya pimpinan RSUD harus mampu menolongnya. Harus mau membantunya sampai si pasien tertolong melahirkan. Dalam peristiwa tersebut ada dua nyawa yang berisiko kehilangan jiwanya. Ibu dan bayinya! Seharusnya, pimpinan RSUD mampu mengambil tindakan cepat saat menghadapi maslalah darurat semacam itu. Uang dan prosedur saat itu harus dilupakan dulu, nyawa pasien harus diutamakan. Setelah si pasien tertolong, barulah urusan uang dan prosedur dapat dibicarakan baik-baik dengan pihak keluarga.
Visi-misi utama RS adalah untuk kemanusiaan. Bukan untuk cari keuntungan materiil (uang) semata. Pasti pimpinan RSUD tersebut tahu persis soal visi-misi RS - termasuk mereka para pekerja kesehatan, para bidan,para perawat, para dokter dsb. Mengapa bisa demikian? Karena pola pikir dan jiwa mereka sudah semata-mata cari uang, dagang kesehatan, kode etik kedokteran sudah banyak dilanggar. Itulah contoh bahwa Pancasila sudah tergerus oleh globalisasi. Sosialisme Indonesia (persaudaraan) telah dikalahkan oleh neo-liberalisme!
Seharusnya RSUD menolong si pasien dulu. Soal uang? Bisa dicarikan donatur. Saya yakin jika RSUD mau cari dana buat si pasien lewat publik, pasti banyak donatur yang membantu! Saya yakin bangsa Indonesia masih banyak yang gemar bersedekah. Wahai cucu-cucuku, apa komentar anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H