Untuk keduakalinya masih diawal-awal tahun 2013, PDIP mengalami kekalahan dalam pilkada besar di negeri ini, kekalahan yang sungguh sangat kalah. Mengapa sangat kalah? karena arogansi gaya khas PDIP inilah yang membuat orang semakin muak dengan gaya politisi PDIP. Yang terbaru Senin (15/4) nampak sekali bagaimana gaya seorang Effendi Simbolon begitu congkaknya menanggapi hasil putusan MK dengan mengeluarkan perkataan yang sangat tidak legowo, yakni: “Nyata sekali mahkamah ini pasif bahkan cenderung berpihak. kami melihat ketua majelis hakim di MK ini mata hatinya tertutup,” Tak merasa kalah dan cenderung ngotot, itulah yang tergambar dalam diri seorang Effendi Simbolon. Gaya ini sangat tidak mendidik sistem demokratisasi di negeri ini. Perangkat demokrasi sudah dilalui, apabila keberatan silahkan diajukan ke MK, apabila kemudian keberatan ditolak berarti memang ada yang salah dari keberatan itu sendiri. Bila menarik kebelakang, gaya Effendi simbolon ini mirip juga dengan gaya Rieke Oneng saat menanggapi kekalahanya dalam pilkada Jawa Barat. Namun bila lebih jauh menarik kebelakang, gaya tidak legowo ternyata memang Ideologi PDIP dan sekaligus Ajaran Megawati Sang pimpinan PDIP. Lihatlah kalah pilpres, Megawati sampai-sampai menolak hadir dalam acara2 yang disitu ada SBY... Jadi please deh kepada Effendi Simbolon pada khususnya dan kader2 PDI pada umunya, jangan hanya maunya menang dan kemudian mengeluarkan kata-kata sampah yang tidak cocok dikeluarkan oleh seorang pejabat publik. Hargailan setiap proses yang ada, karena kemenangan sejati adalah pihak yang mau menerima dengan besar hati apapun yang terjadi. Salam Eyang Sengkuni:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H