Mohon tunggu...
exzaanggi
exzaanggi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Guru BK Dalam Menangani Bullying Di Sekolah

13 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 13 Desember 2024   10:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Bullying atau perundungan di sekolah merupakan masalah yang semakin menghawatirkan di kalangan siswa. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik korban, tetapi juga dapat memengaruhi kegiatan belajar di sekolah secara keseluruhan. Menurut data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sekitar 30% siswa di Indonesia pernah mengalami bullying di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa bullying adalah masalah yang perlu ditangani secara serius.

 Bullying perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua kalangan masyarakat, hal ini dikarenakan sebagian besar tindakan bullying terjadi di lingkungan sekolah dapat berdampak pada kesehatan mentalsiswa di sekolah (Firsta Faizah, 2017). Upaya mengatasi bullying dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan melalui pemberdayaan anak itu sendiri, melalui keluarga, sekolah dan masyarakat (Abdullah & Ilham, 2023 : 181).

 Dalam konteks ini peran Guru Bimbingan dan Konseling (BK) menjadi sangat penting. Guru BK tidak hanya berfungsi sebagai pendamping siswa, tetapi juga sebagai penggerak perubahan dalam menangani masalah bullying "Guru BK memiliki peran strategis dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, serta dalam memberikan dukungan kepada siswa yang menjadi korban bullying" (Hidayati & Rahmawati, 2019). Peran Guru BK disetiap sekolah sangatlah penting adanya. Karena ketika terjadinya kasus yang menimpa salah satu siswa/siswi maka akan mudah penangannya. Terutama di dukung dengan adanya Guru BK yang kompeten, sehingga dapat membantu menangani masalah-masalah yang ada, baik terjadinya bullying maupun masalah lainnya.

 Artikel ini bertujuan untuk membahas peran Guru BK dalam menangani bullying di sekolah, serta strategi yang dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa. Dengan memahami peran dan tanggung jawab Guru BK, kita dapat lebih menghargai kontribusi mereka dalam menciptakan sekolah yang bebas dari bullying.

 PEMBAHASAN 

1.1 Devinisi dan Jenis Bullying

 Bullying di sekolah dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk bullying fisik, verbal, sosial, dan siber. Bullying fisik melibatkan tindakan agresif yang dapat menyebabkan cedera fisik, seperti memukul atau menendang. Bullying verbal mencakup penghinaan, ejekan atau ancaman. Bullying sosial berfokus pada pengucilan atau merusak reputasi seseorang dikalangan teman sebaya. Terakhir, bullying siber terjadi melalui platform digital, seperti media sosial, dan dapat memiliki dampak yang sama seriusnya dengan bentuk bullying lainnya. Terjadinya bullying di sekolah menurut Salmivalli merupakan proses dinamika kelompok dan di dalamnya ada pembagian peran. Peran-peran tersebut yakni bully, asisten bully, rinfocer, defender dan outsider (Rischa Pramudia Trisnani, 2016).

1.2 Dampak Bullying

 Dampak bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga oleh pelaku dan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Korban bullying sering mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Penelitian menunjukkan bahwa korban bullying memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental di masa dewasa. Di sisi lain, pelaku bullying juga dapat menghadapi konsekuensi jangka panjang, termasuk keterlibatan dalam perilaku kriminal dan masalah interpersonal.

 Lingkungan sekolah yang dipenuhi bullying dapat menciptakan suasana yang tidak aman dan tidak nyaman bagi semua siswa. Hal ini dapat mengganggu proses belajar mengajar, menurunkan motivasi siswa, dan mengurangi prestasi akademik. Oleh karena itu, penting untuk menangani masalah ini secara serius dan sistematis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun