Mohon tunggu...
Exvaricha Mysaela Risty
Exvaricha Mysaela Risty Mohon Tunggu... Mahasiswa - SWCU 20

Filipi 4:13

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Petani Padi di Desa Mlowokarangtalun Membutuhkan Informasi Ini!

27 April 2021   14:36 Diperbarui: 27 April 2021   15:13 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Mlowokarangtalun adalah desa yang terletaj di Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Sebagian besar penduduk di desa ini memiliki pekerjaan sebagai petani, adapun petani yang memiliki pekerjaan utama sebagai pengajar dan pegawai Negeri dan juga sebagai pensiunan pegawai Negeri.

Saya adalah salah satu mahasiswa dari Univesitas Kristen Satya Wacana Fakultas Pertanian dan Bisnis dengan progam Studi Agriteknologi. Beberapa waktu yang lalu saya mewawancarai  petani padi mengenai permasalahan apa saja yang sedang dialami petani tersebut guna untuk penugasan mata kuliah Komunikasi Pertanian. Disini saya mendapati hampir seluruh petani mengalami permasalahan dengan adanya ketersediaan pupuk urea, adanya ulat merah pada tumbuhan padi dan juga permasalahan tentang irigasi.

Salah satu petani yaitu bapak Jayadi menemukan solusi yang beliau anggap lumayan efektif untuk menanggulangi permasalahan pupuk dan irigasi. Bapak Jayadi membeli pupuk selain pupuk urea, yang terbilang harganya sedikit lebih mahal sedanhgkan untuk permasalahan irigasi beliau menggunakan mesin penyedot atau pompa air untuk menyedot air pada sungai terdekat dari sawah bapak Jayadi. Beliau mengatakan bahwa yang mampu menyikapi masalah irigasi ini adalah petani yang sawahnya dekat dengan sumber air atau sungai yang jauh dengan sumber air petani pengalami kesulitan karena selang yang digunkan juga harus panjang sehingga mereka memilih untuk membeli tangki air. Namun untuk permasalahan ulat merah pada padi semua petani yang saya wawancarai belum menemukan solusi untuk menanggulanginya. Beberapa petani sudah mengikuti penyuluhan online mencari di youtube tetapi belum ada yang berhasil dan mampu memecahkan masalah. Tidak sedikit pula petani menggunakan pestisida kimia untuk memberantas hama tersebut namun banyak petani yang berfikir dua kali jika harus menggunakan pestisida kimia karena efek sampingnya yang negative.

 Seperti salah satu petani bernama Bapak Budi, bapak budi adalah sarjana teknik sipil yang sangat peduli akan kesehatan tanah yang dimilikinya, beliau sangat tidak mau menggunakan pestisida kimia yang akan merusak lingkungan. Maka dari itu beliau berusaha mencari informasi mengenai pestisida nabati yang efektif untuk pengganti pestisida kimia. Ia berencana setelah menemukan jalan keluar tersebut ia akan berbagi kepada petani di desanya, dan juga melakukan penyuluhan kecil-kecilan di dusun maupun desanya. Namun sangat disayagkan bapak Budi belum juga menemuka solusi atas permasalahan tersebut.

Semua petani di desa ini yang saya wawancarai sangat membutuhkan informasi diatas. Namun mendengar dari petani yang saya wawancarai adapula petani yang membutuhkan informasi mengenai harga gabah atau harga jual pasaran. Dengan permasalahan ini beberapa waktu yang lalu terdapat penyuluhan tentang sasaran pasar yang tepat dan saya rasa untuk permasalahan ini petani sudah menemukan solusinya.

Mengenai beberapa informasi yang saya dapatkan dari petani padi di desa Mlowokarangtalun tersebut apa yang dikeluhkan petani adalah hal yang sama dan hal yang dikeluhkan oleh petani diluar desa itu juga. Hal ini terjadi karena beberapa irigasi pada desa-desa dikecamatan tersebut mengalami kekeringan akibat sumber air yang disalurkan pada timbunan air irigasi tersebut mengalami beberapa masalah 1 tahun terakhir ini. Hal ini diungkapkan oleh beberapa masyarakat yang berada disekitar sumber air tersebut. Informasi terkait dengan pemberantasan hama ulat padi dan juga pengairan pada lahan pertanian  akan sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi petai di kecamatan Pulokulon, lebih teptnya di Desa Mlowokarangtalun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun