Mohon tunggu...
Politik

Balada Pilkada DKI Jakarta

20 April 2016   11:07 Diperbarui: 20 April 2016   11:15 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tahu DKI Jakarta??? DKI Jakarta yang adalah Ibu Kota Indonesia dapat dikatakan sedang mengalami kegalauan yang amat sangat. 2017 adalah waktu bagi kota ini untuk memilih siapakah pemimpin baru bagi kota Jakarta. Pemilihan ketua daerah kali ini dapat dikatakan menjadi polemik yang sangat tersiar. Bukan hanya bagi kalangan orang-orang tua, tetapi bagi kalangan anak muda, para mahasiswa, bahkan tidak sedikit anak-anak sekolah yang belum memiliki hak pilih, tetapi mereka sepertinya sudah paham dengan sosok calon pemimpin.

Terlalu banyak orang atau bahkan kumpulan orang didalam partai yang sepertinya ingin menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta saat ini yang juga menjadi Bakal Calon Gubernur 2017. Banyak hal yang menjadi keributan diluar, beberapa faktor seperti ras, agama, bahkan perilaku dari Gubernur DKI Jakarta saat ini seakan dibuat menjadi satu jalan yang tepat untuk menjatuhkan bahkan menggagalkan rencana beliau untuk melanjutkan duduk di kursi Gubernur 2017 nanti.

Slogan “Bhinneka Tunggal Ika” seakan menjadi “penghambat” untuk menjatuhkan Gubernur saat ini. Tetapi sepertinya beberapa orang atau bahkan kelompok terus mencari kesalahan dan maju secara Independen adalah topik yang tepat untuk diangkat dan menjadi titik kelemahan bagi Gubernur DKI Jakarta yang juga adalah Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta 2017.

Bukan “Siapakah orang-orang yang ingin menjatuhkan?” tetapi sangat amat disayangkan, terlalu banyak Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 yang memiliki tujuan utama yaitu untuk “mengalahkan” sehingga apa yang menjadi visi, misi dan tujuannya bagi DKI Jakarta “terlupakan” karena terlalu sibuknya mencari celah dan jalan untuk saling menjatuhkan.

DKI Jakarta bukan membutuhkan pemimpin yang “kaya raya”, bukan juga membutuhkan pemimpin yang “sedap dipandang”. Balada Pilkada Jakarta kelihatannya menjadi momok bagi sebagian Warga DKI Jakarta. Sangat amat disayangkan, para bakal calon terlalu sibuk untuk saling menjatuhkan dan sibuk berputar otak berfikir “Bagaimana caranya mendapatkan kursi kehormatan di DKI 1?” yang seharusnya berfikir “Gagasan apa yang harus saya buat untuk Jakarta jadi lebih baik?”.

Sekali lagi, sangat amat disayangkan. Tujuan memimpin DKI Jakarta seakan terlupakan begitu saja. Bukan lagi tentang visi dan misi bakal calon pemimpin, bukan lagi tentang kerinduan hati para bakal calom pemimpin, bukan lagi tentang rakyat DKI Jakarta dan bukan lagi tentang kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi yang ada dipikiran para bakal calon pemimpin DKI Jakarta ini adalah "Bagaimana saya dapat mengalahkan mereka".

Secara tidak langsung, banyak juga tontonan-tontonan televisi, acara-acara televisi yang juga membuat kericuhan diantara masing-masing pendukung, bahkan rakyat DKI Jakarta. Acara-acara TV seakan menjadi "kompor besar" bagi sebagian orang dengan cara menghadirkan pendukung-pendukung dari kedua belah pihak yang saling berlawanan, dan membuat keramaian ditengah acara "live" yang dilihat oleh seluruh rakyat Indonesia.

Banyak pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari seluruh pembicaraan. Utamanya pihak media yang tidak bertanggung jawab membuat semua semakin terlihat berantakan. Tapi sangat amat disayangkan, banyak elit-elit politik, para aktivis sosial, dan banyak orang "berpendidikan" yang larut didalamnya dan menjadi orang-orang yang lupa diri demi mempertahankan egonya.

Kami sebagai warga DKI Jakarta bukan mencari pemimpin yang tersohor, terlihat “waah”, dan sedap dipandang mata. Tapi kami rakyat Indonesia mencari pemimpin yang mau berfikir, memutar otak, dan bekerja sama dengan warga untuk membangun DKI Jakarta menjadi lebih baik. Warga DKI Jakarta, mulailah membuka mata, membuka fikiran, dan menutup telinga serapat-rapatnya. Tidak perlu melihat dan mendengar apa pendapat orang, tapi nilai sendiri, fikirkan sendiri, dan ambil kesimpulan sendiri. Gunakan hati nurani anda, untuk Jakarta yang lebih baik.

Kepada setiap Bapak/Ibu Bakal Calon Pemimpin DKI Jakarta, siapapun anda, apakah latar belakang anda, dimana anda dilahirkan, apakah warna kulit anda, itu bukan menjadi penghambat anda untuk menjadi Pemimpin DKI Jakarta berikutnya. Semua berhak menjadi Pemimpin DKI Jakarta. Tapi, rubah setiap hal yang kurang baik, terutama "menjatuhkan lawan anda" karena anda dipilih berdasarkan hati nurani, dan anda bekerja harus dengan hati nurani. Bukan dengan "hasutan". Bersainglah secara profesional layaknya seorang yang berpendidikan tinggi tanpa harus menjatuhkan seperti orang-orang yang tidak mengerti aturan persaingan. Dan jangan lupakan visi-misi anda sebagai Bakal Calon DKI Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun