Semenjak bisa berpikir dan merumuskan gagasan, leluhur kita telah memiliki nilai-nilai ideal bagi kehidupan bersama. Sayangnya kita kurang peka dan cenderung mendahulukan ego sektoral.
Di dalam kitab Maha Upanishad misalkan, terdapat ungkapan "vasudhaiva kutumbakam", kita semua bersaudara.
Kita ingat, semasa kecil acapkali kita bertengkar dengan kakak ataupun adik, memperebutkan hal-hal sepele seperti mainan maupun makanan. Fenomomena-fenomena global semacam Perang Dunia I - II, perseteruan Amerika vs Unisoviet, dan lain-lain, termasuk yang masih hangat belakangan ini perang Rusia - Ukraina serta Israel-Palestina menunjukan bangsa-bangsa di dunia masih kekanak-kanakan.
Berikut petikan ayat Maha Upanishad dikutip dari wikipedia:
Dunia Adalah Sebuah Keluarga
Yang satu adalah saudara, yang lain adalah orang asing,
kata orang yang berpikiran kecil.
Seluruh Dunia Adalah Sebuah Keluarga,
Hiduplah dengan murah hati
Betapa terbelakangnya kita yang hidup ribuan tahun setelah gagasan tersebut muncul, namun belum bisa mewujudkan cita-cita para pendahulu itu. Untuk menjadikan penduduk bumi ini satu keluarga, menjadikan bumi sebagai tempat yang damai: svargaloka. Masyarakat dunia masih berpikiran kerdil, membatasi diri dengan perbedaan bangsa-bangsa, agama, suku, ras dan sebagainya. Sehingga berbagai pertentangan yang menghilangkan banyak nyawa. Bahkan dalam lingkup yang lebih sempit, di negeri ini perbedaan pilihan dalam kontestasi politik sampai-sampai harus menelan korban jiwa.