Mohon tunggu...
Exsan Sahari
Exsan Sahari Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Suka membaca dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Teladan

2 Juli 2023   20:53 Diperbarui: 2 Juli 2023   20:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di kota salatiga ada sebuah pondok pesantren yang terbilang sedang berkembang. Letaknya di Dukuh Krasak,  Kelurahan Ledok,  Kecamatan Argomulyo. Pondok tersebut diberi nama Pondok Pesantren Sunan Giri. Nama yang diambil dari sebuah komplek pondok pesantren tempat  KH. Maslikhuddin Yazid dahulu menimba ilmu.

KH. Maslikhuddin merupakan salah satu pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesanten Sunan Giri ini. Perjuangan yang beliau curahkan untuk melestatikan dan juga menjadikan jaya agama islam lewat jalur dakwah dan juga pengajian tidak bisa dianggap remeh. Beliau sering kali menyampaikan pesan pesan kehidupan bagi para santrinya.
Sering kali beliau berkata "Aku wes tau ngalami zaman seng durung kok alami" Dalam bahasa jawa, yang jika diartikan dalam bahasa 

Indonesia berarti "Aku sudah mengalami zaman yang belum pernah kamu alami" Dari hal itu beliau sering menasehati para santri untuk menjadi pribadi yang siap dibutuhkan oleh masyarakat kelak.

Beliau sangat jeli terhadap santrinya, hampir semua santri beliau paham. itulah  keistimewaan beliau. KH.Maslikhuddin sangat memperhatikan perkembangan para santri, tak jarang beliau yang sudah puluhan tahun tidak lagi mengajar kitab Alfiyah namun dalil dalil di dalamnya masih melekat di dalam ingatan karena telah masuk ke dalam hati. Ketidak disiplinan adalah hal yang paling beliau tidak sukai. KH. Maslikhuddin merupakan sosok yang sangat memperhatikan ketepatan waktu. Meski beliau memiliki jadwal yang padat di luar pondok pesantren, namun beliau selalu tepat waktu ketika masuk waktu untuk mengajar para santrinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun