Mohon tunggu...
Yamato Kamikaze
Yamato Kamikaze Mohon Tunggu... -

To Know Me, and The other post just visit my private portal web on posuposu.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Perlu Melarang Siswa-siswi di Sekolah Bawa Ponsel

15 Februari 2016   20:23 Diperbarui: 15 Februari 2016   21:17 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

T[caption caption="Hapus Tidak"][/caption]ak perlu sampai melarang siswa untuk tidak membawa ponsel, selama mereka tidak tahu cara akses internet. Memang ini adalah bentuk pengaruh globalisasi, yang mana teknologi semakin canggih maka segala sesuatu menjadi lebih mudah. Apalagi dengan penemuan internet, yang mana ponsel hanya digunakan untuk telepon dan sms saja sudah berkibar, dan menjalar sampai dapat membuka halaman yang biasanya tersedia di toko buku, dengan internet bisa melihat laman baik itu sesuai dengan usia maupun yang tidak, jadi seperti tidak tindakan yang bisa menjadi proteksi dalam akses laman.

Jika melarang siswa tidak membawa ponsel, lalu dengan begitu mereka kesulitan untuk akses internet. Memang dahulu dengan sekarang sudah berbeda, kalau sampai muncul wacana pelarangan bawa ponsel, itu seperti pemerintah sudah sangat geram melihat tingkah laku siswa. Baik itu dari foto, video yang tidak sesuai dengan usia. Hal tersebut pemerintah sangat antusias untuk menghentikan gejala dalam penggunaan internet, dan waspada untuk tidak sampai keluar dari koridor karakteristik siswa yang teladan.

Bukan internet yang salah, tetapi bagaimana baiknya dalam penggunaan internet tersebut itu siswa-dan siswi belum tahu. Jika sekedar untuk mencari jawaban, tidak perlu membeli buku, dengan akses internet lebih hemat. Itu betul, tetapi dampaknya ialah tidak lain mereka jadi anti dengan buku. ada istilah, buku itu gudang ilmu, kalau gudangnya ada di internet, buku tidak menghiraukan nasibnya, tapi buku hanya ingin bagaimana seharusnya. Terciptanya buku tidak lain karena kesetiaan pembaca. Dengan gentarnya internet, siswa makin “latah” dengan apa itu membaca buku.

Padahal guru mencari referensi saat mengajar mereka semua berasal dari buku, mungkin saja ada sebagian yang menggunakan internet. Itulah kenapa, ponsel diberi harga yang mahal, untuk siswa tidak sampai berfikir memiliki ponsel. Itulah kenapa, data internet makin mahal. Untuk siswa tidak ada keinginan untuk akses internet. Itu seakan membatasi laju kemajuan teknologi, padahal siswa adalah orang yang akan memegang masa depan teknologi, bukan. Kalau sampai melarang siswa menggunakan ponsel, maka mereka akan “latah” dengan kemajuan teknologi. Ketika dia memegang ponsel, tidak tahu cara mengoperasikannya, karena terlalu lama tidak memegang ponsel.

Memang serba salah, seperti kata si cantik mbak raisa, salam mbak. Dan tuan youtube, karena anda mendekatkan raisa lewat video clip yang bisa di play kalau data internetku masih ada, menyedihkan sekali. Begini kalau sampai ada yang melahirkan wacana pelarangan membawa ponsel, itu tindakan untuk memberikan proteksi terhadap dunia maya yang semakin di luar praduga, tapi perlu di ingat juga apa yang menjadi alasan utama siswa membawa ponsel, perlu diperhatikan juga. Yang pertama, siswa jadi lebih mudah untuk member kabar lewat telepon atau sms ke orang tuanya. Kalau dulu, tidak ada ponsel, bagaimana member kabar? Coba fikirkan.

Bentuk kekhawatiran orang tua itu ada kepada anak selalu mudah untuk ditemukan, lalu apa yang harus dilakukan. Dengan member ponsel, orang tua dapat mengurangi rasa khawatir kepada anaknya. Kalau pulang telat, bisa langsung lebih mudah untuk menelpon anaknya. Kalau dilarang membawa ponsel itu rasanya sulit sekali untuk masyarakat menerima hal itu. Kalau begitu, cari sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumah, dengan begitu orang tua jadi lebih mudah memantau anaknya sedang dalam kegiatan apa sehingga dia pulang terlambat.

Yang menjadi paradoks adalah kenapa sampai memberikan wacana melarang siswa membawa ponsel di sekolah, itu seperti sudah tidak ada kerjaan atau kegiatan lain yang hendak dilakukan, sampai hal kecil seperti ponsel pakai diperhatikan. Kenapa bingung, sejak awal proses pelantikan bukankah sudah ada agenda yang harus dilakukan, apakah ponsel masuk daftar agenda. Hal ini yang menjadikan orang membuat sensasi untuk mendapatkan perhatian masyarakat terhadap orang yang sudah melalui proses pelantikan itu. Daripada melarang bawa ponsel, lebih baik ganti ponsel siswa dan siswi dengan ponsel jaman dulu. Jangan buru-buru dijual, karena ada promo ponsel jadul tukar tambah dengan ponsel android terbaru, jangan.

Kebaikan ponsel jadul, hanya bisa buat sms dan telepon, jadi tidak sampai ada yang berkeinginan untuk akses internet. Buka browser saja sulit minta ampun. Tak perlu siswa di sekolah dilarang bawa ponsel. Sebaiknya dengan mengganti jenis ponsel, sudah bisa membantu siswa kesulitan dalam akses internet, kalau bisa tidak perlu untuk memberikan wawasan apa itu internet, kenalkan saja bahwa fungsi utama ponsel adalah untuk telepon, dan jika tidak sempat bisa gunakan sms untuk mengirim pesan. Kalau kamu jiwa petualang, kirim pesan lewat pos saja. Meskipun lama, tapi rasa pensaran mendapat balasan jadi semakin membara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun