Perkembangan teknologi menjadi wadah yang mendukung lahir dan berkembangnya sosok Kartini, yang mana setiap wanita ingin memperoleh kebebasan hak yang sesuai dengan apa yang diperjuangkan oleh Kartini. Yang mana Perempuan juga mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan dan akses untuk menggapai impian dalam sukses karirnya, seperti halnya Ibu Susi Sulistyowati, Sri Mulyani, dan tokoh perempuan lainnya yang mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengemban tugas negara sebagai seorang menteri.Â
Mereka ikut membangun negara seperti apa yang menjadi cita-cita bangsa yakni persatuan dan kesatuan yang sudah tak dapat di toleransi. Apalagi dengan masuk ke era teknologi yang terus berkembang seperti saat ini, setiap orang mempunyai akses untuk mendapatkan informasi dan situasi saat ini di seluruh dunia dan melihat bagaimana perkembangan sosok perempuan seperti yang diperjuangkan oleh R.A Kartini, telah mendapatkan ruang bebas bagi mereka untuk berkreasi sesuai dengan impian yang mereka ingin wujudkan.Â
Seperti halnya Ibu Megawati yang juga merupakan sosok Kartini dan pernah menjabat sebagai Presiden dan menjalankan tugasnya sesuai kewenangan yang diperolehnya. Ini merupakan bentuk sumbangsih dari perjuangan R.A Kartini, yang mana perempuan juga mempunyai kemampuan, skill yang sama. Artinya tidak lagi melihat pada jenis kelamin untuk menentukan pemimpin yang teladan, melainkan lebih pada prestasi apa saja yang sampai sekarang telah diperolehnya.Â
Di era teknologi, semakin matang pemahaman masyarakat tentang maksud dan tujuan dari perjuangan seorang R.A Kartini, semakin menunjukkan sikap toleransi antar sesama, dan dewasa ini semakin ketara melihat beberapa sosok perempuan sudah berada di beberapa posisi strategis dan mereka mendapatkan kesempatan memberikan sumbangsih terhadap negara dan masyarakatnya.
Ada yang menarik setelah jalan-jalan ke site tetangga, tantangan bagi perempuan di era modern yang segalanya serba cepat. Memang perempuan berhak mendapatkan pendidikan untuk melawan kebodohan, selain itu jangan sampai melahirkan generai kebablasan. Secara garis besar, generasi kebablasan adalah generasi yang sampai-sampai melupakan kodrat perempuan yakni sebagai ibu dari anak-anaknya dan seorang istri.Â
Dirinya juga mempunyai tugas memberikan pendidikan formal maupun informasl dalam hal ini moralitas anak-anaknya selain kewajiban sekolah untuk mendapatkan ilmu dari gurunya. Ini perlu mendapatkan perhatian bagi perempuan karena tugas orang tua adalah membentuk pribadi anak-anaknya menjadi sosok yang baik dan berjiwa tangguh untuk menghadapi segala persoalan yang akan mereka hadapi di masa depan kelak.
Tantangan bagi perempuan di era modern ini, tidak serta merta mereka sibuk dengan dunianya sendiri, sehingga dunia lainnya seperti lingkungan keluarga tidak mendapat perhatian. Statement ini keluar dari perempuan juga yang khawatir dengan perempuan saat ini yang berbeda di masa lalu melihat perkembangan teknologi juga memberikan sumbangsih membentuk kepribadian sopan dan santun seorang perempuan.Â
Setidaknya perkembangan teknologi ini menjadi akses yang luas untuk mempermudah menambah pengetahuan tentang sosok perempuan yang baik dan sesuai dengan harapan seorang R.A Kartini. Di setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda-beda, jika tidak dilakukan antisipasi, maka generasi kebablasan akan terwujud dan itu keluar dari perjuangan Kartini yang sesungguhnya, memang sungguh disayangkan juga.Â
Ini mungkin juga mendapatkan perhatian bagi para perempuan di seluruh dunia. Tidak perlu mencari sosok Kartini di sekitar anda, tetapi ikut mewujudkan sosok Kartini yang sesungguhnya di sekitar anda, sudah cukup maka akan lebih mudah menemukan sosok Kartini tanpa harus mencarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H