Dunia Pasca Covid -19 mulai banyak di prediksi oleh para ahli termasuk dampak dan tantangan nya. Seperti diketahui wabah Covid-19 ini menerabas semua lini industri dan ekonomi. Sebagai fitrah manusia yakni mahkluk social yang mengharuskan semua aktivitas nya berinteraksi satu sama lain mulai di uji dengan wabah ini dengan pengurangan interaksi fisik dan social.
Jika selama ini selama berabad-abad kebutuhan bersosialisasi dan interaksi fisik mendominasi semua proses bisnis kehidupan mulai bangun tidak sampai tidur kembali. Semua Transaksi perdagangan mulai local sampai dengan global didasari dengan interaksi social yang intens.
Adanya Teori tentang adanya antar Negara tidak bisa di pisahkan atau saling bergantung mulai di kembangkan di awal abad 18, berbagai tahap revolusi industry berjalan dan terjadi sampai akhirnya revolusi teknologi yang konon sudah sampai 4.0 yang diprediksi mengambil alih peran manusia untuk digantikan oleh Robot.
Kedepan, mungkin harus dipertimbangkan juga untuk suatu masyarakat harus secara dasar memenuhi kebutuhan Dasarnya sendiri tanpa bergantung dengan Negara Lain. Dominasi saling keterkaitan antar negara di picu dengan indoktrinasi kapitalisme yang menerangkan bahwa keunggulan komperatif dan keunggulan bersaing. Kapitalisme sendiri sudah digaungkan karena adanya Dominasi ekonomi oleh Negara-negara yang secara ekonomi telah cukup kuat baik dari sisi historis, pemikiran, dan politiknya.
Bukankah Era- Orde Lama atau presiden Soekarno pernah meng-kampanye-kan doktrin Berdikari ( Berdiri di atas kaki sendiri ) yang menganjurkan untuk sutau negara harus mampu mandiri dan tidak bergantung kepada Negara lain. Pemenuhan kebutuhan dasar warga Negara harus dapat dipenuhi sendiri tanpa bergantung kepada Negara lain .
Telaah program yang mungkin dapat mulai digerakkan kembali diantara nya yakni :
1. Gerakan Cinta Rupiah
Program ini pernah digaungkan pada saat krisis tahun 1998, karena tingginya nilai Dollar. Dengan gerakan ini semua transaksi dipaksa menggunakan rupiah. Tapi entah tekanan yang cukup tinggi sehingga program seperti ini tidak popular untuk dikampanyekan. padahal untuk mengurangi kebergantungan terhadap mata uang asing gerakan ini cukup relevan untuk di terapkan pada setiap kontrak yang dikerjasamakan nya
2. Bangga dengan Produk dalam Negeri
Dengan wabah Covid 19 ini setidaknya ternayata kita mampu dengan berdiri diatas kaki sendiri untuk memproduksi Masker atau Alat pelindung Diri demi untuk memenuhi kebutuhan Lokal akan barang ini. Sementara Pabrikan masih saja terus berfokus ekspor, maka rame-rame pengusaha konveksi local dengan inisiatif sendiri merubah produksi nya menjadi produksi Masker dan APB . Jika program ini digerakkan bersama-sama untuk sector kebutuhan lain, bukan tidak mungkin kita bisa mandiri minimal untuk kebutuhan dasar rakyat dapat dipenuhi secara mandiri.Â
3. Menabung