Jika mengikuti perkembangan transportasi dewasa ini, mungkin perkembangan manajemen pengelolahan perkereta-api an adalah yang terbaik. Merubah suatu budaya ketidakteraturan menjadi budaya tertib. tentunya tantangan berat pada masanya, dimana perubahan -perubahan bukan tidak dilakukan oleh manajemen sebelum-sebelumnya, namun ternyata bukan pada fundamental bisnisnya.
Tentunya tantangan pada masa itu cukup berat yang dihadapi oleh manajemen, jika di baca di beberapa buku yang menceritakan bagaimana jonan melakukan reformasi mulai dari yang terkecil yakni kamar mandi sampai kepada perubahan mindset para SDM. Mulai dari internal insane perkereta-apian sampai kepada lingkungan eksternal. Bagaimana mengatur lingkungan sekitar untuk rela menertibkan diri sendiri.
Belajar dari PT Pos Indonesia
Lihat saja bagaimana PT. Pos Indonesia pada akhir 1998 yang hanya memperbaiki sarana dan prasarana saja. Memperindah fasilitas kantor, meremajakan kendaraan bahkan mengoptimalkan fungsi kantor nya dengan menyewakan kepada pihak ketiga.Â
Dengan harapan dengan perbaikan sarana tersebut akan menarik orang untuk dating dan mengunjungi atau nyaman berada di kantor pos. namun ternyata jauh panggang dri api . Â Akhirnya yang dibutuhkan oleh konsumen bukan sekedar fasilitas kantor atau megahnya kantor pos namun lebih kepada esensi orang mengirim barang adalah barang sampai cepat kepada tujuan.
Dapat dilihat saat ini, pos Indonesia harus  menyerah kepada persaingan bisnis inti perusahaan dengan eskpedisi --ekspedisi swasta dengan system sharing tempat ( tempat tinggal) menjadi sarana kantor yang dapat menerima pengiriman barang atau sekedar minimarket untuk mengirimkan uang.
 Fokus pada esensi
Adakalanya manajemen Kereta api dan KRL saat ini jangan berfokus kepada perbaikan sarana dan prasarana saja. Lebih baik mendayagunakan upaya dan biaya kepada focus bisnis utama perusahaan yakni jasa transportasi.
Tantangan bisnis Kereta Api atau KRL saat ini bukan pada prasarana yang jelek atau kurang memadai, memang penting perbaikan sarana namun yang lebih penting yakni kepada layanan bisnis inti.
1. Ketepatan waktu