pajak di kalangan anak muda masih menjadi tantangan yang harus diatasi.Â
Generasi Z, yang kini mulai mendominasi populasi usia produktif di Indonesia, memiliki peran strategis dalam membentuk perekonomian masa depan. Di Jakarta, sebagai pusat ekonomi dan inovasi, kesadaranEdukasi pajak menjadi kunci penting untuk membangun pemahaman bahwa pajak merupakan kewajiban administratif dan kontribusi langsung untuk pembangunan negara.
Integrasi Pajak dalam Pendidikan FormalÂ
Pentingnya pajak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sering kali menjadi pengetahuan yang dianggap rumit dan jauh dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda.Â
Integrasi edukasi pajak ke dalam sistem pendidikan formal menjadi langkah strategis untuk membangun kesadaran sejak dini.
Bayangkan jika siswa SMA, sebagai calon wajib pajak, diberikan pemahaman praktis melalui kurikulum yang relevan, seperti simulasi sederhana tentang bagaimana pajak dikumpulkan dan digunakan untuk membangun jalan, sekolah, atau rumah sakit.
Pembelajaran ini dapat melibatkan studi kasus aktual, seperti dampak pengelolaan pajak di Jakarta, untuk memperlihatkan hubungan langsung antara kontribusi individu dan manfaat kolektif.
Pemanfaatan Media Sosial sebagai Alat Edukasi Pajak
Generasi Z adalah pengguna utama media sosial, menjadikannya platform yang strategis untuk menyampaikan edukasi pajak secara kreatif dan efektif.
Di tengah dominasi konten hiburan di TikTok, Instagram, dan YouTube, pemerintah atau lembaga pajak dapat memanfaatkan tren ini untuk membuat konten yang relevan dan menarik, seperti video singkat yang menjelaskan manfaat membayar pajak melalui analogi yang mudah dipahami, tantangan viral, atau kolaborasi dengan kreator konten populer.Â
Sebagai contoh, sebuah video yang menunjukkan bagaimana pajak berkontribusi pada fasilitas umum di Jakarta, seperti MRT atau taman kota, dapat menyampaikan pesan yang kuat tanpa terasa membosankan.Â
Dengan strategi ini, pajak tidak lagi dipandang sebagai topik serius dan kaku, tetapi menjadi pembahasan sehari-hari yang akrab dengan gaya hidup digital Gen Z.
Pajak dalam Konteks Kewirausahaan
Anak muda Jakarta yang semakin aktif terjun ke dunia wirausaha dan ekonomi digital menghadapi tantangan baru terkait pemahaman pajak. Banyak di antara mereka yang menjadi kreator konten, pemilik toko daring, atau freelancer, sering kali tidak menyadari kewajiban perpajakan yang melekat pada aktivitas mereka.Â
Sebagai contoh, penghasilan dari endorsement, komisi penjualan, atau layanan freelance termasuk dalam kategori yang wajib dilaporkan untuk pajak penghasilan.Â
Namun, kurangnya informasi yang jelas dan relevan membuat mereka bingung atau bahkan mengabaikannya. Pemerintah harus menyediakan program edukasi pajak yang dirancang khusus untuk segmen ini, seperti workshop online tentang pelaporan pajak UMKM, simulasi penghitungan pajak sederhana, atau panduan praktis yang dapat diakses melalui aplikasi mobile.
Gamifikasi untuk Meningkatkan Minat
Gamifikasi menjadi salah satu pendekatan inovatif untuk meningkatkan minat Gen Z terhadap edukasi pajak. Sebagai generasi yang akrab dengan teknologi dan budaya permainan, pendekatan ini dapat menyampaikan materi perpajakan melalui cara yang menyenangkan dan interaktif.Â
Bayangkan sebuah aplikasi permainan yang mengajak pengguna mensimulasikan kehidupan sebagai warga negara, di mana mereka harus membuat keputusan pajak yang memengaruhi pembangunan kota virtual mereka.Â
Dengan cara ini, pemain dapat langsung melihat dampak dari kontribusi pajak terhadap pengembangan fasilitas publik, seperti sekolah, rumah sakit, atau transportasi umum.
Pajak sebagai Bagian dari Identitas Sosial   Â
Pajak sering kali dianggap sebagai beban finansial semata, padahal sebenarnya pajak adalah cerminan identitas sosial dan kontribusi nyata seseorang terhadap masyarakat.Â
Bagi generasi muda di Jakarta, penting untuk membangun narasi bahwa membayar pajak adalah tindakan kebanggaan, bukan sekadar kewajiban.Â
Kampanye yang menonjolkan hubungan langsung antara kontribusi pajak dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat dapat membantu membangun kesadaran ini.Â
Pemerintah dapat mengadakan program "Jejak Pajak", di mana pembayar pajak dapat melihat bagaimana kontribusi mereka membantu mendanai proyek infrastruktur kota, pendidikan, atau kesehatan masyarakat.
Transparansi Sebagai Kunci Kepercayaan
Salah satu alasan utama anak muda cenderung skeptis terhadap pajak adalah kurangnya transparansi dalam penggunaannya. Banyak dari mereka merasa bahwa uang pajak hanya hilang tanpa jejak atau dimanfaatkan secara tidak efisien.Â
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah harus membuka akses informasi mengenai alokasi dan dampak pajak secara real-time. Misalnya, aplikasi atau situs web yang menunjukkan dengan jelas bagaimana dana pajak dikelola dan dipakai untuk proyek-proyek pembangunan di Jakarta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Edukasi pajak yang kreatif, relevan, dan transparan adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi pajak di kalangan Gen Z, terutama di Jakarta sebagai pusat aktivitas ekonomi dan inovasi.Â
Dengan mengintegrasikan pajak dalam pendidikan formal, memanfaatkan media sosial, mengedukasi aspek pajak bagi wirausahawan muda, hingga menerapkan gamifikasi, pemerintah dapat menciptakan pendekatan yang menarik dan efektif.Â
Membangun narasi pajak sebagai kebanggaan sosial dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan dana publik akan memperkuat kepercayaan generasi muda terhadap sistem perpajakan.
Semoga dengan adanya informasi ini bisa menambah wawasan bagi anak muda tentang pentingnya edukasi pajak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H