Mohon tunggu...
Excellencia Sudiyono
Excellencia Sudiyono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia dan Penyesuaian Diri dengan Lingkungan

2 November 2023   21:51 Diperbarui: 3 November 2023   10:11 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang. Salah satu faktor perkembangan manusia adalah keadaan lingkungan. Manusia bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Jika seseorang yang tinggal di pesisir pantai bermigrasi ke pegunungan, maka dia akan mengalami yang namanya penyesuaian lingkungan. Contohnya dari yang tubuhnya tidak bisa menahan dingin, perlahan-lahan ia bisa menahan dingin. Ini adalah bukti bahwa manusia bisa berkembang dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya. Tentu saja ini telah terjadi dari zaman manusia telah diciptakan. Tuhan telah memberikan manusia kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. 

Secara umum manusia praaksara diketahui dengan tengkoraknya yang terlihat berbeda dengan tengkorak manusia zaman sekarang pada umumnya. Rahangnya yang menonjol ke depan dan punggungnya yang membungkuk membuatnya terlihat seperti kera, sehingga manusia-manusia pada zaman itu biasa disebut dengan Manusia Kera (Pithecanthropus Erectus). Cara mereka bertahan hidup adalah dengan berburu, mereka menggunakan batu-batuan yang berat untuk memburu makanan mereka. Setelah mereka berburu pun, mereka harus membawa hasil buruan mereka ke tempat mereka tinggal. Membawa barang-barang yang berat itu tentu akan membebani punggung mereka. Tubuh mereka harus menyesuaikan dengan lingkungan dan cara hidup manusia purba tersebut. Oleh karena itu punggung-punggung manusia pada zaman itu membungkuk sehingga mereka disebut manusia kera (Pithecanthropus Erectus). 

Tetapi seiring berjalannya waktu dan berjalannya teknologi manusia, manusia-manusia purba tersebut tidak perlu lagi membawa batu-batuan besar untuk berburu, mereka juga tidak perlu berburu berlebihan lagi. Karena manusia sudah menemukan cara lain untuk bertahan hidup. Yaitu dengan cara bercocok tanam. Zaman baru pun terbentuk. Zaman neolitik (Neolitikum) adalah zaman dimana manusia sudah mulai bercocok tanam untuk bertahan hidup. Sehingga tubuh mereka juga menyesuaikan dengan lingkungan dan cara hidup mereka. Tubuh manusia pada zaman neolitikum sudah tidak terlihat seperti manusia kera (Pithecanthropus Erectus) lagi karena mereka sudah tidak mengangkat batu-batuan besar untuk berburu. Nama manusia pada zaman neolitikum ini adalah Homo sapiens. Tubuh mereka sudah lebih tegak dan mereka juga makan tidak hanya dari daging saja, mereka juga makan dari hasil panen mereka. Sehingga rahang mereka tidak terlalu menonjol seperti rahang manusia kera.

Sekarang pun manusia masih menyesuaikan diri mereka dengan lingkungannya. Contohnya manusia dengan teknologi zaman sekarang. Kita sedang menyesuaikan diri dengan teknologi-teknologi yang berkembang dengan pesat. Sehingga jika kita tidak menyesuaikan diri, maka kita bisa ketinggalan zaman. Tetapi, jika terlalu mengikuti zaman ini maka kita bisa terhanyut oleh zaman. Oleh karena itu kita tetap harus memegang teguh kepada ajaran-ajaran agama kita, sehingga kita tidak meninggalkan jati diri kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun