Kabar Hari Ini: Kesenian Kuda Lumping
Oleh Ikhsan Mustaqim
Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak sekali keanekaragaman suku, ras, agama dan juga kebudayaan di setiap daerahnya yang berbeda. Keberagaman kebudayaan di Indonesia banyak sekali bentuknya, salah satunya adalah tari-tarian. Sampai saat ini, masih banyak orang yang melestarikan kebudayaan bentuk tari-tarian. Namun, semakin majunya zaman, banyak juga kebudayaan yang hilang bahkan diakui oleh negara lain. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan warisan budaya yang sudah turun-temurun diturunkan dari nenek moyang.
Salah satu suku yang mempunyai banyak kesenian di Indonesia adalah suku Jawa. Suku Jawa memiliki kesenian dan adat yang khas, salah satunya kesenian yang khas dari jawa ialah tari "Kuda Lumping".
Kuda Lumping memiliki banyak sekali sebutannya seperti Jaran Kepang, Jathilan, jaranan ataupun Ebeg adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda yang kemudian dihias dengan cat dan diberi kain beraneka warna sehingga lebih menarik perhatian.
Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping ada yang menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut yang sangat menyakitkan.
Kesenian kuda lumping saat ini masih berhasil membuat para penontonnya tercengang dalam menyaksikan sebuah kebudayaan khas warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang berada di suku Jawa. Walaupun peninggalan budaya, kini d mulai bersaing ketat oleh masuknya kebudayaan asing yang mulai masuk ke tanah air, tetapi kesenian ini masih bisa memperlihatkan daya tariknya tersendiri.
Harus ada kesadaran di masyarakat indonesia untuk tetap melestarikan kebudayaan dan kesenian yang kita miliki agar tidak punah dan tidak diambil dan diakui oleh negara lain. Keunikan dari tari kuda lumping adalah adanya unsur magis yang membuat penarinya kesurupan hingga memakan beling dan dipecut, ia tidak merasakan sakit. Keunikan inilah yang harus dan semestinya kita lestarikan dan kita jaga. Sudah banyak tradisi, kesenian, dan kebudayaan bangsa Indonesia yang diambil dan diakui oleh negara lain.
Sejarah Tarian Kuda Lumping
Kuda lumping merupakan salah satu seni tari yang dimainkan dengan dengan alat berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang yang dihias dengan sedemikian rupa bentuknya yang sangat menarik perhatian bagi setiap penontonnya. Tidak ada satupun sejarah yang bisa menjelaskan secara detail asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Konon, tari kuda lumping sering disebut dengan tari kesurupan. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan sebuah kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga. Ada juga yang menyebutkan, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda. Ada lagi yang mengatakan bahwa tarian ini ada kaitannya dengan tari Reog Ponorogo, dan Jaran Kepang dari Kediri dalam cerita Songgolangit.