Kau pandang aku seberti benda yang keluar dari lubang pantat.
Apakah aku begitu bau sampai kau tutup hidungmu.
Sampai-sampai dengan mudahnya kau muntahkan ayat-ayat Tuhanmu demi membanjiriku agar terlihat lebih menjijikan.
Bukankah seonggok tai pun masih berguna untuk tanaman?
Lalu apakah gunanya aku bagimu yang sudah keluar dari lambung agamamu?
Tuan, Kau serupa tuhan yang tuli dan bisu.
Tak dapatkah kau dengar betapa detak jantungku ini masih saja menyeru Asma Tuhanmu.
Terserah, bagiku agama adalah prinsip. Memegang atau tidak.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!