Aku membaca, lalu menulis.
Membaca dan membaca, lalu menulis.
Aku membaca dan Aku menulis.
Membaca. Membaca. Menulis.
Aku membaca, lalu menulis.
Membaca. Menulis.
Pernah sekali dalam hidupku,
Aku tak membaca buku, dan tak menulis di kertas.
Namun, pada setiap pintu, dinding, trotoar, rumah, gedung.
Atau di setiap jidat manusia, kepalanya, tubuhnya, kakinya, rambutnya.
Atau pada setiap kerasnya vodka dan manisnya arak.
Atau pada para koruptor, penguasa pasar, dan pada setiap licinnya lubang pelacur.
Selalu saja muncul aksara yang tak kasat mata.
Muncul dalam benak, terpatri di hati.
Aku membaca dan menulis sepanjang hidupku.
Lalu mati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI