(Tak Cukup) Tangguh
Kupikir ini saat yang tepat. Dia ada dihadapanku. Tak lebih dari lima meter, duduk pada kursi panjang di bawah pohon akasia. Ya, ini adalah saat yang tepat, A Walk To Remember di tangannya pasti akan membantu. Memberi nuansa kalbu.
Ah, sekarang aku benar-benar ada di hadapannya. Dan ia, mata dan pandangannya masih belum berubah sejak sepuluh tahun lalu. Sepuluh tahun dimana aku pernah memberi satu ujar tentang rasaku. Ku suguhkan satu senyum.
Ah, dia tak membalas. Dia berpaling. Dia pergi. Ah, sekali lagi tak berbalas. Rupanya, sepuluh tahun pun tetap saja tak membuatku cukup tangguh untuk menahannya.
***
Tegal, 25 Oktober 2011
*sekuel, masih nyoba FF
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H