Mohon tunggu...
EWIL M. WOLOIN
EWIL M. WOLOIN Mohon Tunggu... Penulis

ewilmwoloin.link

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Selamatkan Hutan Dan Masyarakat Adat Di Papua

23 Maret 2025   13:36 Diperbarui: 23 Maret 2025   13:36 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
#KitaJaga Hutan #HutanJagaKita #KitaJaga Tanah #TanahJagaKita (Sumber : ©Pusaka)

Selamatkan hutan hujan di selatan Papua dan perkuat masyarakat adat Papua

Hutan hujan di Papua mengalami serbuan tak teduga dari perusahaan kayu, minyak sawit dan pertambangan. Perampasan lahan dan penebangan hutan meningkat tajam. Masyarakat adat Papua kehilangan sumber penghidupannya seiring dengan hilangnya hutan. LSM lingkungan hidup dan HAM "Pusaka" menentang penebangan dan perampasan hutan.

Ikhtisar proyek

pantai amai (sumber : Foto oleh Henry Manobi/pexels.com)
pantai amai (sumber : Foto oleh Henry Manobi/pexels.com)
  • Topik proyek : Habitat
  • Tujuan proyek : Selamatkan hutan hujan di selatan Papua dan perkuat masyarakat adat Papua
  • Kegiatan : Dukung komunitas masyarakat adat, kerja politik

Marius Betera telah bertahun-tahun menentang sebuah perusahaan minyak sawit. Karena ini menyangkut warisannya, hutan leluhurnya yang ditebang perusahaan tersebut dan akan ditanami kelapa sawit. Hingga suatu saat 16 Mai 2020 ia dipukul habis-habisan oleh seorang polisi dan beberapa jam kemudian meninggal di rumah sakit.

Warisan ia adalah sebuah hutan di tenggara Papua. Masyarakat adat Papua memandang hutan sebagai ibu mereka yang memberi semua kebutuhan mereka. Sumsum pohon sagu adalah makanan utama mereka. Mereka juga mengumpulkan buah-buahan hutan, membuat kebun kecil, memancing dan berburu. Hutan hujan bagi mereka adalah tempat sakral dimana leluhur mereka tinggal, tempat penyatuan penciptaan dengan leluhurnya.

Hutan hujan adalah warisan dari leluhur

Hutan hujan di Merauke dan Boven Digoel perlahan-lahan berubah menjadi sabana (© Rettet den Regenwald e.V.)
Hutan hujan di Merauke dan Boven Digoel perlahan-lahan berubah menjadi sabana (© Rettet den Regenwald e.V.)

Dari pegunungan tinggi di tengah pulau Papua hingga ke rawa-rawa di pantai selatan Papua terbentang hutan hujan yang luas. Wilayah hutan ini yang merupakan yang terbesar di Indonesia memiliki biodiversitas yang kaya dan unik. Di sana hidup burung cendrawasih yang luar biasa indahnya dan kangguru pohon serta banyak spesies lainnya yang belum diketahui. Juga keragaman budaya dan bahasa sangat banyak jumlahnya. Di bagian tenggara Papua hutan hujan yang lebat lambat laun semakin gersang dan perlahan-lahan berubah menjadi sabana. Hutan hujan dataran rendah dan sabana Trans-Fly termasuk ke dalam ekologi dunia yang benar-benar harus dilindungi.

Hutan hujan di Papua Dalam Cengkraman Agribisnis

Perkebunan kelapa sawit milik Korindo di Papua (Sumber : Pusaka)
Perkebunan kelapa sawit milik Korindo di Papua (Sumber : Pusaka)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun