Mohon tunggu...
EWIL M.WOLOIN
EWIL M.WOLOIN Mohon Tunggu... Penulis - Penulis : kumparan.com | jurnalnews.co.id | jurnalpost.co.id

konten favorit : #Pemerintah #Agama #Adat #Politik #Lingkungan #Budaya | Suka Membaca buku : Isu - isu sosial | Isi - isu Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

10 Makanan Khas Papua yang Menggugah Selera

6 Februari 2025   17:32 Diperbarui: 6 Februari 2025   17:32 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambal colo-colo (Sumber: ewil m.woloin)

Papua, salah satu provinsi terbesar di Indonesia, dikenal tidak hanya karena kekayaan alamnya yang luar biasa, tetapi juga karena makanan khas yang unik dan lezat. Makanan tradisional Papua tidak hanya menawarkan cita rasa yang khas, tetapi juga merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan masyarakat setempat. Berikut adalah 10 makanan khas Papua yang wajib dicoba:

Papeda -Makanan Pokok Khas Papua

Papeda dan ikan kuah kuning (Sumber: ewil m.woloin)
Papeda dan ikan kuah kuning (Sumber: ewil m.woloin)

Papeda, yang sering disebut sebagai bubur sagu, adalah makanan pokok di Papua yang sangat terkenal dengan teksturnya yang lengket dan kenyal. Hidangan ini dibuat dengan merebus sagu yang telah dicampur air hingga mengental, hampir seperti membuat lem, tetapi tentunya, dalam versi yang lezat!

Uniknya, bahan dasar sagu ini berasal dari pohon sagu yang tumbuh liar di hutan Papua, dan proses memanen sagu membutuhkan keahlian khusus, lho! Memilih dan memanen pohon sagu yang cocok untuk dijadikan bahan utama hidangan seperti papeda membutuhkan pengetahuan lokal yang sudah diwariskan turun-temurun di Papua. Pohon sagu (Metroxylon sagu) tumbuh subur di daerah rawa dan hutan dataran rendah, dan untuk mendapatkan hasil terbaik, masyarakat Papua biasanya memilih pohon yang telah mencapai usia matang, yaitu sekitar 7-10 tahun. Pada usia ini, pohon sagu telah mengakumulasi pati yang cukup di bagian batangnya, yang akan diolah menjadi sagu.

Proses pemanenan dimulai dengan memilih pohon yang menunjukkan tanda-tanda matang, yaitu pelepah daun yang mulai mengering dan tidak ada tunas baru yang tumbuh dari pangkal pohon. Setelah pohon yang sesuai ditemukan, batang sagu dipotong dengan menggunakan alat tradisional seperti parang atau kapak, dan batang yang dipilih harus besar dan lurus untuk memudahkan proses selanjutnya.

Setelah batang ditebang, tahap berikutnya adalah "merumat," yaitu membelah batang pohon sagu dan mengambil bagian empulur di dalamnya. Empulur sagu ini kaya akan pati, dan proses pengambilan pati dilakukan dengan cara memarut empulur tersebut menggunakan alat tradisional, lalu menyaringnya melalui air untuk memisahkan pati dari serat-serat yang tidak berguna. Pati yang terkumpul kemudian diendapkan hingga mengental, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat papeda.

Pemilihan waktu yang tepat juga penting dalam memanen pohon sagu. Biasanya, pohon sagu dipanen saat musim kemarau, ketika kandungan pati di dalam batangnya lebih tinggi karena proses fotosintesis berjalan lebih efektif tanpa terlalu banyak air yang mengencerkan pati tersebut. Dengan demikian, pati yang dihasilkan lebih banyak dan berkualitas tinggi, ideal untuk membuat papeda yang kenyal dan lezat.

Masyarakat lokal sangat menghargai dan menjaga kelestarian pohon sagu, karena pohon ini merupakan sumber kehidupan bagi mereka. Setiap kali pohon sagu ditebang, biasanya akan dilakukan penanaman bibit baru untuk memastikan pasokan sagu yang berkelanjutan di masa depan.

Sebagai makanan sehari-hari di rumah-rumah penduduk Papua, papeda biasanya disantap bersama lauk berkuah seperti ikan kuah kuning. Jika Anda pernah mencicipi bubur sumsum, tekstur papeda mungkin sedikit mengingatkan Anda pada itu, meski lebih kenyal dan gurih. Papeda adalah simbol kekuatan dan ketahanan masyarakat Papua, biasa disajikan dalam acara-acara penting dan juga sehari-hari.

Udang Selingkuh

Foto udang selingkuh (sumber: ewil m.woloin)
Foto udang selingkuh (sumber: ewil m.woloin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun