Mohon tunggu...
Ewi Christanti Antika
Ewi Christanti Antika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Asal kalimantan yang sekarang merantau untuk berjuang meraih tiap pencapaian dan harapan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arthur Schopenhauer: Pemikiran yang Mendalam tentang Kesengsaraan dan Kehendak

8 Januari 2024   16:44 Diperbarui: 8 Januari 2024   16:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arthur Schopenhauer, filsuf Jerman abad ke-19, menciptakan pemahaman yang mendalam tentang eksistensi manusia dan keberadaan melalui lensa pesimisme dan filsafat kehendak. Pemikiran Schopenhauer yang menarik menggali akar-akar sengsara manusia dan menawarkan sudut pandang unik tentang bagaimana kehendak memainkan peran sentral dalam pengalaman hidup.

Salah satu karya paling terkenalnya, "The World as Will and Representation" (Dunia sebagai Kehendak dan Representasi), menggambarkan dunia sebagai ekspresi dari kehendak yang tak terbatas. Baginya, kehendak adalah kekuatan yang menggerakkan semua aspek kehidupan, namun juga sumber penderitaan. Schopenhauer menunjukkan bahwa hasrat dan keinginan tanpa henti merupakan akar utama penderitaan manusia, yang tak pernah sepenuhnya terpuaskan.

Dalam konsepnya tentang "Nirwana Estetika," Schopenhauer membahas pelarian dari kesengsaraan melalui seni. Seni, menurutnya, memberikan kesempatan untuk melampaui kehendak dan merasakan momen kebebasan dari dorongan-dorongan dunia fisik. Pemahaman ini merambah ke domain estetika dan menawarkan cara unik untuk mengatasi penderitaan.

Pandangan Schopenhauer tentang kehendak juga mempengaruhi pemikiran psikologi dan filosofi eksistensialis. Konsep keinginan tanpa akhir dan perasaan kosong menggambarkan sifat kemanusiaan yang mencari makna dalam kehidupan, menempatkannya sebagai tokoh penting dalam perkembangan pemikiran filsafat modern.

Meskipun pesimis, Schopenhauer memberikan pemikiran yang menarik tentang moralitas. Ia mengajukan ide bahwa empati dan kasih sayang dapat membantu mengatasi egoisme inherent dalam kehendak, membuka jalan untuk kebijaksanaan dan keadilan dalam interaksi manusia.

Warisan pemikiran Schopenhauer dapat diidentifikasi dalam pemikiran beberapa tokoh seperti Nietzsche dan Freud. Meskipun pemikirannya sering kali dianggap kontroversial, pengaruhnya terus memberikan landasan untuk memahami eksistensi manusia, dan pemikiran filosofisnya tetap relevan dalam menjelajahi kompleksitas kehidupan dan makna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun