Mohon tunggu...
Ewi Christanti Antika
Ewi Christanti Antika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Asal kalimantan yang sekarang merantau untuk berjuang meraih tiap pencapaian dan harapan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jean-Franois Lyotard: Pemikiran yang Relevan dalam Era Digital

8 Januari 2024   13:32 Diperbarui: 8 Januari 2024   13:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean-Franois Lyotard, seorang filsuf postmodern Prancis, menawarkan pemikiran yang tetap relevan dalam landskap intelektual saat ini, khususnya di era digital. Salah satu konsep kunci yang diusungnya adalah "keadaan pasca-modern," di mana cerita besar dan narasi universal digantikan oleh keberagaman perspektif kecil. Dalam konteks globalisasi dan kompleksitas informasi digital, konsep ini menjadi semakin signifikan.

Lyotard menekankan perubahan dalam cara kita memahami dan membangun pengetahuan. Dengan meningkatnya pengaruh teknologi dan internet, masyarakat kita semakin terhubung dan dibanjiri informasi. Pemikiran Lyotard mendorong kita untuk mempertanyakan narasi-narasi dominan dan mengakui keberagaman perspektif sebagai suatu hal yang positif.

Dalam era di mana disinformasi dan manipulasi informasi merajalela, konsep "meta-naratif" Lyotard menjadi relevan. Ia menyarankan bahwa kita harus bersikap skeptis terhadap klaim-klaim besar dan melihat setiap narasi sebagai konstruksi sosial yang dapat dipertanyakan. Hal ini menciptakan panggung untuk pemikiran kritis dan penelitian yang lebih mendalam.

Lyotard juga menciptakan istilah "permainan bahasa" untuk mendeskripsikan bagaimana bahasa dapat digunakan untuk memengaruhi dan mengontrol pemikiran. Dalam era media sosial dan penyebaran informasi cepat, pemahaman ini memperoleh kebermaknaan baru. Permainan bahasa menciptakan tantangan untuk tetap kritis terhadap narasi yang muncul dan menggali di balik kata-kata.

Kritik Lyotard terhadap pencarian "kebenaran universal" juga menciptakan ruang bagi pemikiran inklusif. Dalam dunia yang semakin terbagi, konsepnya tentang keberagaman dan kompleksitas dapat menjadi landasan untuk memahami perbedaan budaya, politik, dan sosial.

Dengan demikian, pemikiran Lyotard tidak hanya mempertanyakan fondasi epistemologi tradisional, tetapi juga memberikan landasan bagi kritisisme terhadap kebenaran dan pengetahuan. Di era di mana informasi terus berkembang, kontribusi Lyotard terhadap filsafat postmodern menjadi semakin relevan dan memberikan pemahaman yang mendalam terhadap kompleksitas dunia kontemporer.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun