Sudah Siap kah Menikah ?
Oleh : Ewia Putri
orang layak didorong untuk segera menikah. Bahkan, beberapa orang perlu diingatkan untuk bersabar dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan ini. Menikah itu baik dan utama, tetapi tidak semua orang bisa dipukul rata. Alih-alih didorong untuk menikah, ada yang justru lebih perlu didorong untuk giat belajar dan bekerja terlebih dahulu. Karena menikah bukan hanya perkara hari ini, tetapi juga soal masa depan.
Menikah adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang. Namun, tidak semuaMasyarakat sering kali memandang pernikahan sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Ketika seseorang menikah, momen akad dan resepsi tentu menjadi saat-saat yang bahagia. Namun, kehidupan setelah pernikahan jauh lebih panjang dan penuh dengan ujian. Oleh karena itu, penting untuk mengingatkan bahwa menikah bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang yang memerlukan persiapan matang dan tanggung jawab besar.
Banyak orang yang terburu-buru menikah tanpa mempertimbangkan kesiapan mereka. Misalnya, beberapa orang lebih memilih menikah muda karena berasal dari keluarga yang broken home. Mereka berpikir bahwa menikah adalah jalan keluar dari semua permasalahan yang mereka hadapi. Namun, sering kali kondisi mereka belum memiliki pekerjaan, pendidikan, dan ilmu yang cukup. Ditambah lagi, jarak kelahiran anak-anak yang terlalu dekat bisa menambah beban. Pada akhirnya, pernikahan yang diharapkan menjadi solusi malah membawa permasalahan baru.
Lantas, apakah ini berarti tidak boleh menikah? Bukan begitu. Menikah tetaplah baik, tetapi harus dilakukan dengan penuh kesadaran atas situasi hari ini dan kemungkinan-kemungkinan di masa depan. Menikahlah dengan penuh tanggung jawab, dengan pertimbangan yang matang, dan jangan gegabah.
Bagi mereka yang kondisi ekonominya kurang baik, tidak perlu memaksakan diri untuk segera menikah. Gaya hidup yang sesuai dengan kemampuan finansial harus diutamakan, serta pandai-pandailah mengatur jarak kelahiran anak. Ini penting untuk disadari oleh pasangan-pasangan muda agar tidak terjebak dalam kesulitan ekonomi yang berkepanjangan.
Menikah adalah keputusan besar yang membutuhkan kesiapan dari berbagai aspek. Pertama, kesiapan finansial. Memulai kehidupan rumah tangga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain biaya pernikahan itu sendiri, ada biaya untuk tempat tinggal, kebutuhan sehari-hari, dan jika memiliki anak, biaya untuk pendidikan dan kesehatan mereka. Oleh karena itu, memiliki stabilitas finansial sebelum menikah sangatlah penting.
Kedua, kesiapan emosional. Menikah berarti siap berbagi hidup dengan orang lain, menghadapi segala suka dan duka bersama. Ini memerlukan kedewasaan emosional dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Tanpa ini, konflik kecil bisa dengan mudah berkembang menjadi masalah besar yang bisa merusak hubungan.
Ketiga, kesiapan mental dan intelektual. Menikah berarti siap memikul tanggung jawab besar, baik terhadap pasangan maupun anak-anak yang mungkin akan lahir. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan sehat.
Jadi, dorongan untuk segera menikah sering kali datang dari tekanan sosial dan keluarga, yang melihat pernikahan sebagai langkah alamiah yang harus diambil setelah mencapai usia tertentu atau setelah menyelesaikan pendidikan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki jalan hidup yang berbeda. Tidak semua orang siap untuk menikah pada saat yang sama, dan tidak ada salahnya untuk menunda pernikahan sampai benar-benar siap.