Mohon tunggu...
Ewia Putri
Ewia Putri Mohon Tunggu... Penulis - seorang aktivis kemanusiaan konsen terahadap persoalan ekonomi, perempuan dan kemanusiaan

saya merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, saya tamatan s2 magister ilmu ekonomi di universitas jambi, sekarang sedang senang2 menjadi pengamat dan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merayakan Hari Perempuan Internasional dengan Nilai-nilai Setara

8 Maret 2023   23:33 Diperbarui: 8 Maret 2023   23:44 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Perempuan Internasional

8 Maret 2023  - #EmbraceEquality

Oleh : Ewia Ejha Putri

Arus Disrupsi merukapan suatu fenomena perubhan yang sedang di alami masyarakat, terutama bagi para perempuan. Era yang dimana ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi suatu bentuk keharusan yang harus di terima oleh masyarakat. Era ini juga sering disebut sebgai bentuk kemajuan, tetapi terkadang juga disebut sebagai bentuk bentuk kemunduran.

Tapi disini kita tidak akan membahas tentang kemundurannya, saya sendiri lebih tertatarik dengan suatu perubahan zaman yang menuntut perempuan harus memahami konsep Setara atau lebih sering kita sebut Kesetaraan. Saya tertarik sebuah konsep setara yang ditulis oleh toko cendikiawan muhammadiyah yaitu Dr. Sukidi Mulyadi M.A.,Ph.D atau yang lebih dikenal dengan nama Sukidi Harved.

Dalam artikel "menegaskan bahwa dalam membangun integrasi sosial, toleransi saja tidak cukup. Sebab dalam sejarahnya, tolerasi tidak lebih dari sekedar konsep Negara atau gereja agar menahan diri Dari persekusi. Sukidi harved menegaskan kembali bahwa setiap manusia harus menjiwai bahwa kita semua Setara. Tuhan ciptakan kita berbeda-beda, dari suku, agama, bangsa, bukan untuk saling membenci dan saling merendahkan satu sama lain, melainkan agar saling mengenal (lita'arafu)".

Pada zaman yang terus berkembang, sudah saatnya perempuan memahami konsep setara dalam arti yang luas. Konsep kesetaraan yang disampaikan sukidi harved saya fikir sebuah konsep seimbang atau Relevan terhadap situasi dunia saat ini.

Dalam Al-qur'an surat Al-Hujarat ayat 13 "Wahai manusia! Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulya diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah maha mengetahui, maha teliti.

Jika kita pahami konsep setara yang disampaikan Sukidi bahwa setara merupakan sebuah sikap, prilaku kita terhadap manusia manusia lainnya, tidak lagi memperdebatkan jenis kelamin, domestic dan hal-hal lainnya yang sekiranya menyudutkan individu lainnya. tetapi disini lebih mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. allah juga semakin mnegaskan dengan ayat yang di turunkan kepada rasulnya bahwa, tidak melihat bentuk dan bentuk kamu, tapi allah melihat ketakwaan, ketakwaan disini juga bisa kita presentasikan dengan sebuah bentuk kemanusiaan kita terhadap ciptaan tuhan.

Setara yang saya maskudkan disini ialah perempuan sudah seharusnya menghilangkan budaya-budaya sinisme antar sesama, menghilangkan sikap narsistik, sikap sensitive dan hal-hal yang menimbulkan suatu keburukan dalam tubuh perempuan lainnya. jika kita hubungkan dengan konsep setara yang disampaikan oleh Sukidi harverd ialah, setiap perempuan memiliki sikap setara, karena perempuan juga di ciptakan dengan ruang lingkung yang berbeda, agama, suku bahkan latar pendidikan yang berbeda juga. Jadi setiap perempuan memiliki ruang, hak dan kewajiban  yang sama dengan perempuan lainnya.

Jika kita melihat fenomena yang terjadi pada masyarakat perempuan saat ini ialah adanya sebuah budaya sinisme antara perempuan dengan perempuan lainnya, sehingga terjadi terjadi sikap inseciur yang menghambat perkembangan perempuan itu sendiri. Seharusnya peempuan sudah harus bergerak pada ruang luas tanpa kenal dengan sebuah sikap inseciur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun