Sebelumnya terima kasih kepada Kompasiana dan CanonPrinter yang telah membuat Saya menjadi ingat tentang masa lalu. Pada topik kali ini, Saya sepertinya hanya mengingat ada 2 pengalaman yang tidak akan Saya lupakan.
Terserah mau bilang Saya cari muka untuk event atau bagaimana, tapi ini adalah bener pengalaman pribadi Saya sendiri dan REALÂ tanpa ada REKAYASA !
Berikut singkat ceritanya :
Pertama :
Dulu Saya pernah bekerja di sebuah rental pengetikkan milik Om Saya. Di situ Saya bekerja (sambil kuliah) kurang lebih 3 tahun. Jadi kalau berbicara mengenai Printer, sudah menjadi makanan sehari-hari Saya dulu. Sampai sekarang juga Saya masih ingat sekali mengenai Printer Canon.
Namanya juga Rental Pengetikkan pasti akan banyak sekali menerima jasa Print, dulu kalo ga salah pada sekitar tahun 2007 harga perlembar cuma Rp. 500 (hitam putih). Yang paling males nih, kalau ada yang ngeprint banyak banget lembarannya. Misal ngeprint hasil ketikkan skripsi atau yang ratusan lembar lainnya. Nunggunya itu bikin males banget.
Oh ya, sebelumnya Saya informasikan dulu kalau di Rental itu punya 3 printer. Dua printer merknya *SENSOR* dan hanya satu printer canon (untuk typenya Saya lupa, soalnya sudah lama banget). Sekarang kita balik lagi tentang ngeprint ratusan lembar. Karena sudah sangat malas menunggu hasil cetakan print yang begitu lama, Saya memiliki inisiatif untuk mengganti Option di Properties sebelum melakukan Print. Anda juga pasti mengetahui bahwa di situ ada settingan untuk kecepatan print : Very Fast, Fast, Slow, aih lupa lagi Saya, pokoknya gitu deh, haha.
Nah Saya setting menjadi Very Fast. Tentu Saya coba 1 kertas dulu, bagaimana hasilnya, kan kalau hasilnya burem dan ga terang jadi masalah juga nantinya. Pas Saya coba, waha, Saya senyum lebar dan ternyata hasilnya bagus. Semenjak saat ini, Waktu saya tidak lagi banyak terbuang untuk menunggu hasil cetakan print.
TAPI TERNYATA BEBERAPA HARI KEMUDIAN ADA MASALAH ! Saya kaget ketika melihat hasil cetakan print sangat jelek dan buram (setelah diprint, saya tinggal sampai selesai). Saya kelabakkan karena itu sudah dicetak sebanyak hampir 500 lembar (kalau tidak salah ingat, pokoknya banyak). Saya bingung kok bisa jadi begini, kemarin-kemarin tidak seperti ini. Setelah Saya cari tahu masalahnya, ternyata Printer yang Saya gunakan ini bukan merk canon, tapi merk *SENSOR*.
Saya kira, semua printer sama saja, ternyata hasilnya tidak, KESAL SEKALI ! Semenjak saat itu, Saya selalu lebih hati-hati, jangan asal print kalau lembarannya banyak karena takut khilaf lagi. (Nomboknya lumayan kalo salah, mesti print ulang)
Kedua :