[caption id="attachment_361647" align="aligncenter" width="300" caption="Cilok si Bulat yang Enak Dicolok"][/caption]
Mari kita bayangkan makanan yang berbentuk bulat kecil, terbuat dari tepung kanji, terkadang ada campuran daging sapi, terbaluri dengan sambal kacang atau saos, dan dimakan dengan cara ditusuk lidi? Secara umum orang mengenal makanan tersebut dengan nama cilok, singkatan dari aci dicolok. Di derah Kediri, Jawa Timur makanan ini dikenal dengan sebutan penthol. Di Solo dan sekitarnya ada yang menyebutnya bakso kojek atau bakso salome.
Cilok merupakan varian dari bakso yang disajikan tanpa kuah dan pelengkap lain seperti mie, tahu, dan pangsit. Cilok disajikan dengan cara lebih sederhana. Meskipun demikian soal rasa cilok tidak kalah enak dibandingkan bakso. Hal itulah yang membuat cilok memiliki tempat tersendiri di hati penikmatnya. Â Mulai dari anak kecil sampai orang tua banyak yang suka. Tidak mengherankan bila pedagang cilok mudah ditemukan di mana-mana. Biasanya pedagang cilok menjajakannya dengan sepeda atau sepeda motor, namun kini banyak pula pedagang yang menjualnya di kantin sekolah atau di warung.
[caption id="attachment_361656" align="aligncenter" width="300" caption="Cilok yang Dijajakan Keliling"]
![142949983553545084](https://assets.kompasiana.com/statics/files/142949983553545084.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Cilok memang asik untuk dinikmati. Pepaduan antara bulatan aci dan baluran sambal kacangnya terasa begitu enak di mulut. Dinikmati sebagai snack atau makanan berat pun cilok tetap menggoda. Bayangkan lah menikmati cilok hangat di kala senja hari nan gerimis, enak sekali bukan?
Yang lebih menyenangkan dari cilok adalah harganya yang lumayan enteng buat kantong. Cukup dengan merogoh kocek antara Rp. 3000,00 - Rp. 5000,oo kita sudah dapat menikmati enaknya cilok yang dijajakan oleh pedagang cilok keliling atau di kantin sekolah.
Rasa cilok yang enak di lidah dan mudah diterima banyak kalangan membuat cilok pun dilirik sebagai komoditas bisnis kuliner yang menjanjikan. Tak heran bila kini cilok banyak yang naik pangkat masuk ke kafe. Bila cilok sederhana disajikan dengan sederhana pula, maka cilok ala kafe disajikan dengan tampilan yang lebih menarik. Varian rasa yang ditawarkan pun beragam. Cilok isi keju, cilok bumbu barbeque, cilok isi daging cacah, cilok goreng, cilok isis telur puyuh, dan lain-lain. Harga yang ditawarkan oleh cilok ala kafe ini tentunya berbeda dengan harga cilok keliling atau cilok kantin sekolah. Bila cilok keliling bisa dibeli dengan harga Rp. 3000,00, cilok ala kafe ini bisa menembus harga Rp. 15.000,00 - Rp. 25.000,00 per porsinya.
[caption id="attachment_361657" align="aligncenter" width="300" caption="Cilok Ala Kafe (sumber: newsterupdate.blogdetik.com)"]
![1429500040835257058](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1429500040835257058.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Pedagang cilok boleh terus berinovasi dengan varian ciloknya. Konsumen pun tinggal memilih cilok mana yang ingin dinikmatinya, yang kelas sederhana atau kelas kafe. Yang jelas dua-duanya enak dan asik dinikmati, apalagi bila dimakan bersama orang-orang yang dicinta.
Cilok dulu, aaah....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI