[caption id="attachment_364632" align="aligncenter" width="300" caption="Buku Ide Sederhana (Foto Koleksi Pribadi)"][/caption]
Pernahkah Anda mengalami situasi ketika ide sedang mengalir lancar namun beberapa saat kemudian terlupakan begitu saja? Saya pernah mengalaminya. Rasanya menjengkelkan sekali. Ketika mencoba mengingat-ingat ide itu lagi, benar-benar tak ada jejak memorinya di otak. Kalau sekali dua kali sih mungkin tidak menjadi masalah, lha kalau kejadian ini terjadi berulang kali bagaimana? Pasti rasanya mengganggu sekali. Seharusnya suatu pekerjaan bisa dikerjakan lebih cepat, eh jadi terhambat. Rugi waktu dan tenaga, dong.
Karena memiliki pengalaman tak menyenangkan seperti ini saya lalu mencoba membuat catatan tentang apa pun ide yang terlintas di kepala saya di sebuah buku. Saya menyebutnya buku ide. Di dalam buku ide ini saya tuangkan semua gagasan, rencana, atau apa pun yang menari-nari di benak saya.
Buku ide yang saya miliki adalah sebuah buku berukuran standar, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran yang standar ini memudahkan saya membawanya ke mana-mana karena munculnya ide memang tidak dapat diduga-duga. Buku yang saya pilih memiliki kertas yang tebal sehingga tidak mudah robek saat ditulisi dengan jenis bolpen apa pun yang kebetulan saya bawa.
[caption id="attachment_364635" align="aligncenter" width="300" caption="Setia Menemani Ke Mana Saja (Foto Koleksi Pribadi)"]
Manfaat memiliki buku ide ini sudah terbukti sejak saya menyusun tesis. Segala macam jurnal yang saya baca langsung saja saya tuliskan di buku itu. Buku atau jurnal apa yang saya butuhkan untuk dibaca juga saya tulis di situ. Ide apa yang melintas di benak saya tentang pembahasan riset saya juga tertulis rapi di situ. Pendek kata buku ide ini multifungsi sifatnya. Selain untuk menampung ide yang mengalir, juga untuk mencatat apa saja yang harus saya lakukan di kemudian hari.
Kini ketika saya aktif menulis artikel, keberadaan buku ide ini semakin saya rasakan manfaatnya. Kala sedang sendirian menunggu jemputan suami atau saat datang kepagian di kantor pun, saya bisa melakukan brainstorming tentang suatu tulisan yang hendak saya buat. Semua langsung saya goreskan di buku ide tersebut.
Bentuk tulisan yang dapat dibuat dalam buku ide ini bervariasi, tergantung kesukaan dan kebiasaan orang dalam mengorganisasi idenya. Beberapa bentuk aliran ide yang bisa diaplikasikan tulis di buku ide adalah:
1. Mind Map
Ini adalah bentuk eksplorasi ide yang paling saya sukai. Metode ciptaan Tony Buzan ini terbukti mampu membuat ide saya mengalir semakin deras. Adanya kebebasan membuat mind map semakin membuat saya mudah mengembangkan bahan yang akan saya tulis. Dalam membuat mind map ini, bila sedang ingin seringkali saya bikin gambar-gambar yang lucu agar ide yang saya hasilkan semakin segar dan renyah dipahami.
[caption id="attachment_364636" align="aligncenter" width="300" caption="Mind Map yang Menyenangkan (Foto Koleksi Pribadi)"]