Eliya nama seorang gadis remaja yang berjilbab dan mempunyai sikap pemalu. Memasuki bangku sekolah menengah atas sebagai seorang siswa baru. Diam-diam Eliya ternyata mengagumi seorang lelaki yang tidak lain adalah kakak kelasnya sendiri. Entah kagum karena apa, mungkin karena penampilan atau karena sikap cuek lelaki itu. Dan Entah karena apa si kakak kelas itu seperti memberi sinyal-sinyal pada Eliya. Rio nama kakak kelas Eliya. Sekedar iseng atau memang ada maksud tertentu, Rio tiba-tiba mengajak chatting duluan di jejaring social facebook. Mereka pun saling mengenal satu sama lain, Si Eliya seperti mengakrabkan diri pada Rio, begitupun sebaliknya. “Apa yang kamu rasa selama seminggu sekolah disini.?? kata Rio”. “Menyenangkan kakak, senang bisa bertemu dengan teman-teman baru disini”. Jawab Eliya”. “Baguslah kalo kamu senang, Kata Rio”
Seiring berjalanya waktu, mereka pun semakin akrab. Berawal dari facebook dan beralih ke BBM. Setiap hari mereka BBM-an tanpa mengenal waktu. Eliya merasa sangat senang karena Rio orangnya asyik di ajak curhat. Tapi anehnya Eliya selalu menghindar apabila melihat Rio disekolah, mungkin karena sikap pemalunya yang membuatnya tidak punya nyali untuk bertemu dengan kakak kelasnya itu. Hingga suatu hari, Rio sedang berkumpul bersama dengan teman-temannya di depan perpustakaan, mereka sedang asyik ngobrol, mungkin sedang membicarakan masalah bola. Waktu itu Eliya juga sedang berada di dalam Perpustakaan, gadis itu memang suka membaca, jadi wajar kalau perpustakaan jadi tempat nongkrongnya. “Teeng Teeng Teeng” Bel tanda masuk berbunyi, Si Eliya pun bergegas menuju ke kelas untuk melanjutkan pelajaran terakhir hari itu. Saat ia keluar, seketika jantungnya berdegup sangat kencang saat melihat lelaki yang ia kagumi ada di sana, dijaganya raut wajahnya agar tetap stabil dan pura-pura tidak melihat Rio, ia berjalan masuk ke kelasnya dengan perasaan yang tidak karuan, perasaan senang dan gugup yang ia rasakan.
“PING!!!, Sombong banget sih, tadi aku ada di depan perpus loh, masa kamu gak ngeliat ke Aku.?? Rio mengirim BBM ke Eliya. “Ohh, tadi kakak ada disana. Maaf akunya gak liat.!! Eliya berpura-pura”. Pembicaraan mereka pun berlanjut.
Entah karena ada rasa kepada Eliya ataukah Rio hanya memberi harapan palsu, tapi perhatiaannya, rasa pedulinya, dan kehadirannya membuat Eliya yang dari awalnya hanya kagum biasa sekarang mulai muncul benih-benih cinta dihatinya. Eliya pun semakin yakin kalau Rio juga merasakan hal yang sama, berhubung karena mereka sama-sama jomblo jadi kemungkinan mereka untuk jadian besar. Hari demi hari bahkan bulan demi bulan mereka sudah semakin akrab, saling memberi kabar dan perhatian tapi status mereka tidak jelas. Mau dibilang pacaran gak juga, mungkin hanya sebatas adik dan kakak. Aneh dan semakin aneh, Rio seperti menghindar. Ia mulai menghilang dan jarang memberi kabar pada Eliya. Gadis berjilbab ini pun merasa gelisah dan tidak bersemangat.
Tubuhnya melemah. Hatinya hancur berkeping-keping. Sakit tapi tak berdarah ketika melihat foto DP yang dipasang Rio adalah seorang gadis yang berambut panjang, kemungkinan besar itu adalah pacar barunya. Eliya pun semakin putus asa, ternyata ini jawaban dari kegelisahan Eliya. Selama ini Rio hanya memberi harapan palsu padanya. Eliya yang terlanjur cinta bisa apa.?? menyatakan cintanya pada Rio, gak mungkin juga. “Awalnya aku Cuma kagum biasa, tapi karena kamunya yang seakan memberi harapan untukku, jadinya rasa ini tak dapat aku artikan, aku jatuh cinta.!! Eliya berbicara dalam hatinya” Entah apa yang direncanakan Rio untuknya.
Rasa sakit itu masih terasa. Tapi Eliya berusaha tetap tegar. Entah karena apa Al teman dekat Rio secara tiba-tiba datang dikehidupan Eliya, seperti seorang malaikat yang sengaja dikirim Tuhan untuk menyembuhkan luka hatinya. Eliya memang sudah mengenal Al, tapi tak sedekat dirinya dengan Rio.
Al yang setiap saat mengirim pesan BBM, Eliya pun merespon positif karena Al juga termasuk kakak kelasnya, jadi ia berusaha bersikap baik. Al orangnya lucu dan asyik di ajak BBM-an membuat Eliya semakin nyaman. Sedikit demi sedikit perasaannya mulai stabil, ia kembali ceria dan mulai melupakan kejadian pahit yang menimpanya. Meski rasa itu masa ada untuk Rio, tapi ia berusaha mengikhlaskan dan mulai membuka hati. Eliya dan Al pun semakin dekat, dan ternyata Al menyimpan rasa kepada Eliya.
Tiba saatnya ia mengatakan “Sebenarnya, Aku menyukaimu. Aku tak bisa memendam rasa ini lama-lama.!! Kata Al” Eliya kaget dan tidak menyangka Al akan mengatakan itu kepadanya. Ia bingung jawaban apa yang harus dikatatakan pada Al. “Aku bingung kak, tapi kenapa harus secepat itu.?? Kata Eliya”. “Aku juga tidak mengerti, apa yang sedang aku rasakan ini, yang pastinya aku nyaman denganmu”. Eliya pun semakin bingung hingga ia berani mengambil keputusan memberikan jawaban “YA” kepada Al. Mereka pun jadian, Lama kelamaan Eliya pun mulai mencintai Al tapi tak bisa ia pungkiri bahwa masih ada sedikit rasa yang tersimpan di hatinya untuk Rio lelaki yang ia kagumi sejak awal masuk sekolah.
Dan ternyata skenario Tuhan tak bisa kita tebak. Satu jam yang akan datang bahkan setahun yang akan datang kita tak pernah tau apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Dan Cinta mengajarkan kita banyak hal. Cinta memang tak harus memiliki karena cinta memberi tanpa harus meminta. Kadang kita terlalu sibuk mencintai orang yang tidak mencintai kita hingga tak sadar ternyata masih ada orang diluar sana yang cintanya lebih tulus. Maka bukalah hati, dan jangan terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H