Mohon tunggu...
Evelyn Asrila Sare
Evelyn Asrila Sare Mohon Tunggu... Lainnya - Bunda Ev

Saya adalah seorang 'guru' bagi anak-anak dengan ruang kelas tanpa sekat. Bersama berproses dan kami menemukan kebahagiaan dalam tiap hal yang kami pelajari. Saya belumlah seorang penulis namun terus berjuang untuk menulis. Bukan bertujuan untuk menjadi seorang penulis namun saya berharap ada jejak kebaikkan yang bisa saya bagi untuk orang-orang yang membaca tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keputusan

19 Agustus 2021   12:43 Diperbarui: 21 Agustus 2021   06:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di serambi rumah kita bertemu
kau duduk di sana terdiam
Aku duduk di sini termangu
Sementara kilat rindu melegam
Selegam warna kopi di cangkirku
yang diaduk kepedihan malam ini

Aku dihantui ketakutan beragam
sementara mulutku tetap menasbihkan litani lirih
berharap menembus langit
menjumpai sang Tuhan
Agar  kau mau memaafkanku

Ku hela nafas di dada
mengambil jedah sekadar menghapus cemas yang diam-diam membekap
Kau bergeming dalam diam yang sama
sementara rambutmu dipermainkan angin tak tentu
Sesekali menutup wajahmu yang muram

Baru saja akan ku katakan rasa
ketika dengan tenang kau berujar lirih:
"Kita tak selamanya bersama!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun