Mungkin di dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tidak terlalu dipikirkan. Akan tetapi sebenarnya ini sangat perlu untuk kita pikirkan. Kita mengetahui bahwa dosa yang tidak disadari saja tentunya akan mendapatkan hukuman, apalagilah dengan dosa yang disengaja (atau dalam kata lain, dosa yang sudah direncanakan) tentunya juga akan mendapatkan hukuman atau konsekuensi atas perbuatannya.Â
Namun dengan jelas Allah sangat membenci dosa. Mungkin ada sebagian daripada orang-orang yang berkata, Allah itu maha pencipta, namun mengapa Ia malah membiarkan dosa itu merajalela dalam kehidupan manusia? Manusia itu juga sering dalam hidupnya mencari petunjuk-petunjuk untuk menentukan antara dosa atau tidak. Firman Tuhan berkata dalam kitab Ibrani 10:26-27 "Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.Â
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka". Konsekuensi yang diterima oleh orang yang sengaja berbuat dosa sangatlah besar, yaitu kematian yang mengerikan yang menghanguskan mereka yang melakukan perbuatan itu.Â
Kemudian firman-Nya juga berkata di dalam Bilangan 15:30, "barangsiapa yang berbuat dosa dengan sengaja, orang itu adalah penista TUHAN, dan mereka harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa". Orang yang demikian adalah orang yang memandang hina firman TUHAN, dan merombak perintahnya. Itulah dosa yang disengaja, ia tahu itu tidak baik, namun tetap saja itu dilakukan.
Sengaja berdosa sama dengan menentang Allah dengan lantang tanpa memikirkan apa yang akan menjadi konsekuensi atas perbuatan itu. Dosa yang disengaja pastinya akan mengundang hukuman Allah, baik itu yang datang secara cepat ataupun lambat. Orang yang melakukan dosa secara sengaja adalah orang yang memiliki perasaan yang tumpul, sehingga dengan nyaman melakukan hal itu.Â
Akan tetapi di dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus mengatakan di dalam suratnya, bagi mereka yang terbiasa hidup dalam dosa yang disengaja ialah "Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat dari kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka".Â
Orang yang demikian yang mengakui bahwa ia adalah orang Kristen yang benar, namun sama sekali tidak mengindahkan apa yang sudah dikatakan melalui firman-Nya itu adalah orang yang sudah termasuk menista TUHAN. Perjanjian Baru menyebutkan beberapa konsekuensi berbahaya yang datang dari dosa yang disengaja dalam kehidupan orang Kristen. Konsekuensi ini termasuk gangguan persekutuan kita sehari-hari dengan Allah (Efesus 4:30; 1 Yohanes 3:21).Â
Orang yang melakukan dosa secara sengaja merupakan orang yang memiliki sikap keras hati dan malas. Pintu neraka dibukakan untuk menampung semua orang yang melalaikan atau menolak untuk memasuki pintu rahmat dan sorga. Saya menemukan di dalam buku tafsiran Ibrani yang mengatakan bahwa menurut sejumlah rabi, dosa yang sengaja dilakukan dan yang dipertahankan secara terus-menerus tidak akan diampuni, yang memiliki maksud dalam hal ini adalah dosa yang dimaksud disini bukanlah dosa yang biasa.Â
Dosa yang dilukiskan dalam hal ini adalah sebagai dosa yang dilukiskan bahwa seseorang telah menerima atau memiliki pengetahuan tentang kebenaran. Namun, pengetahuan yang digunakan dalam hal ini adalah epignosis yang mengungkapkan suatu pengetahuan yang mendalam dan sudah mandarah daging dalam diri seseorang. Tentunya hal ini akan sangat sulit untuk dilepaskan.Â
Maka dari itulah mereka melakukan dos aini secara sengaja, atau dalam artian dia tahu itu yang jahat namun orang tersebut tidak menjauhkan perbuatan itu, melainkan dilakukan bahkan sangat bejat itu dilakukan. Namun diatas sudah sangat jelas dikatakan bahwa tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu sebab orang itu sendiri telah menolak korban Yesus Kristus, yang merupakan satu-satunya korban yang mampu menghapus dosa.Â
Maka untuk itulah orang yang berbuat dosa secara sengaja akan menerima hukuman atau konsekuensi yang sangat besar, yaitu hukuman yang sangat mengerikan. Mengapa hukuman tersebut sangat mengerikan? Alasannya dapat ditemukan di dalam ayat selanjutnya (27-29).Â