Mohon tunggu...
Evri Sudharsono
Evri Sudharsono Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Marketer Jakarta

Menulis dan mengkhususkan sebagai konsultan promosi digital spt website portal; berita dan bisnis. Sebagai seorang Konsultan juga narasumber serta berbagi seputar tips berpromosi di media online, personal branding dan peluang usaha serta bisnis umkm di Indonesia. Mendedikasikan diri untuk dapat bermafaat bagi orang lain khususnya dalam bidang digital marketing dan Sebagai trainer dam nara sumber untuk branding personal atau usaha di media, promosi dll.Sebagai konsultan promo digital dalam pengembangan usaha baik kecil, menengah hingga perusahaan. Sukses adalah membantu orang lain menjadi sukses.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menko Pangan, Zulhas: Satu Desa dengan Satu Penyuluh Pertanian

30 November 2024   03:32 Diperbarui: 30 November 2024   03:59 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 Desa 1 Penyuluh Pertanian": Strategi Ambisius Menuju Swasembada Pangan

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menargetkan kehadiran satu penyuluh pertanian di setiap desa untuk mencapai swasembada pangan pada 2027. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian nasional, tetapi pelaksanaannya menghadapi berbagai tantangan.

Dengan lebih dari 74 ribu desa di Indonesia dan jumlah penyuluh saat ini hanya sekitar 38 ribu, diperlukan rekrutmen besar-besaran dalam waktu singkat. Selain itu, penyuluh sering kali dihadapkan pada kendala seperti minimnya fasilitas, medan sulit, dan pola pikir petani yang masih tradisional. Hal ini menjadikan kebijakan ini lebih dari sekadar soal kuantitas, tetapi juga kualitas penyuluh.

Jika diimplementasikan secara serius, penyuluh pertanian dapat menjadi penggerak perubahan. Mereka dapat membantu petani mengadopsi teknologi modern, memaksimalkan penggunaan pupuk, dan mengelola hasil panen secara efisien. Namun, keberhasilan program ini bergantung pada langkah-langkah seperti peningkatan pelatihan, insentif yang menarik, dan dukungan teknologi digital.

Meski ambisius, strategi ini adalah peluang besar untuk memperkuat ketahanan pangan. Dengan sinergi antara pemerintah dan petani, kemandirian pangan dapat menjadi kenyataan. ( Esa - dr.Lu )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun