Mohon tunggu...
Evrina Budiastuti
Evrina Budiastuti Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Agriculture Extension Officer, Blogger, Visit my site: https://evrinasp.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Wida, Penggagas Zero Waste Pala dari Dramaga

16 Mei 2015   21:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua hal yang diciptakan oleh Tuhan di bumi ini pasti memiliki manfaat dan makna tertentu jika kita mampu mengeksplorasinya. Siapa sangka dibalik kulit buah manggis yang dulu hanya dibuang begitu saja ternyata memiliki khasiat lebih bagi kesehatan. Memang dibutuhkan kejelian dan kreatifitas untuk mengeksplor segala hal yang tersembunyi menjadi sesuatu yang bermanfaat. Hal ini kemudian melatar belakangi seorang wanita dewasa berusia 33 tahun untuk mengembangkan potensi yang ada di desanya.

[caption id="attachment_417925" align="aligncenter" width="519" caption="Wida Winingsih, Penggagas Zero Waste Pala dari Dramaga"][/caption]

Teh Awie, begitu saya memanggilnya. Wanita yang memiliki nama lengkap Wida Winingsih ini terpanggil untuk menggerakkan para wanita yang ada di lingkungan Desa Dramaga Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor agar mandiri dan berdaya. Perjuangannya tidaklah mudah, karena memotivasi seseorang dan menggerakan masyarakat perlu ekstra kesabaran dan kerja keras. Hal ini Ia lakukan dari awal dengan menggali segala potensi yang ada di Desa Dramaga. Melalui tangannya, Ia bersama para wanita yang tergabung dalam Posdaya atau Pos Pemberdayaan Keluarga mulai melakukan sedikit demi sedikit peluang usaha. Membuat kerajinan dari payet serta memproduksi olahan pangan berupa sari kelapa, keripik jamur dan tempe sudah Ia lakukan bersama kelompoknya. Hanya saja usaha ini tidak berlangsung lama dan cenderung tidak berhasil lantaran kurangnya minat pasar. Sejak itu kegiatan pemberdayaan berlangsung surut lantaran tingkat partisipasi dari anggota mulai berkurang.

Namun semua itu tidak menyurutkan langkah Teh Awie untuk terus berbuat sesuatu bagi para wanita di Desa Dramaga. Wanita kelahiran Bogor yang baru berulang tahun pada tanggal 15 Mei 2015 lalu ini kemudian mencari peluang lain yang memiliki prospek. Buah pala adalah salah satu peluang usaha yang dirasa cocok untuk dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Ia melihat Desa Dramaga memang sangat berpotensi dalam olahan buah pala hanya saja bentuknya masih kurang memiliki nilai tambah. Kemudian Ia juga melihat para petani pala yang hanya mengambil biji buah pala saja untuk dijadikan minyak atsiri tanpa memanfaatkan dagingnya. Padahal daging buah pala memiliki nilai ekonomis apabila dilakukan pengolahan lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut, kemudian Ia berinisiatif membuat olahan buah pala dengan konsep zero waste. Diharapkan dari satu buah pala mampu menghasilkan berbagai macam produk olahan tanpa meninggalkan sampah sedikitpun.

Usahanya ini kemudian mendapatkan apresiasi dari pemerintah setempat. Melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, Teh Awie kemudian menggerakan beberapa ibu rumah tangga maupun kelompoknya di Desa Dramaga untuk mendapatkan pelatihan pengolahan buah pala. Dari situ Teh Awie kemudian mengembangkan buah pala menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai tambah berupa sirup dan sari buah pala.

Sirup dan sari buah pala mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hanya saja hasil akhir olahan buah pala ini masih menyisakan ampas yang cukup mengganggu apabila tidak ditangani. Ia kemudian menerapkan konsep zero waste buah pala yang dicanangkannya dengan mengolah ampas buah pala menjadi produk nilai tambah berupa selai dan bakpia. Kedua produk tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan yang terus Ia usahakan.

[caption id="attachment_417927" align="aligncenter" width="512" caption="Yeh Awie mempromosikan potensi buah pala dihadapan Bupati Bogor"]

14317856801461853708
14317856801461853708
[/caption]

Ibu dari Nazuar dan istri dari Bapak Anwar ini bisa saja mematenkan produk yang dihasilkannya. Namun Teh Awie tidak melakukannya karena ingin menciptakan lapangan pekerjaan berbasis kemandirian. Teh Awie sadar bahwa dapur dan rumah bukanlah batasan seorang wanita untuk berkarya, untuk itu Ia terus memotivasi para wanita di desa agar berkembang dan mandiri hingga mampu membantu perekonomian keluarga. Ia berharap upaya yang dilakukannya saat ini tidak hanya sebatas meningkatkan perekonomian masyarakat saja, tetapi turut serta melestarikan produk lokal daerah sekaligus menciptakan ketahanan pangan tanpa melupakan kearifan lokal.

Teh Awie yang menyukai warna ungu ini kemudian melebarkan sayapnya. Ia tidak hanya menggerakan para wanita yang ada di desa. Berkat kepiawaan yang dimiliki Teh Awie, Ia dipercaya untuk melatih para petani pala bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk meningkatkan nilai tambah buah pala yang dihasilkan. Kemudian pada tahun 2013 lalu, Ia diangkat menjadi Penyuluh Pertanian Swadaya berbasis pengolahan hasil oleh Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Wilayah VII Dramaga. Melalui perannya ini, Ia kemudian mengajak kelompok binaannya untuk mengenal aspek sanitasi, hygenitas dan legalitas terhadap produk yang dihasilkan.

[caption id="attachment_417928" align="aligncenter" width="576" caption="Teh Awie menjembatani masyarakat dengan pihak luar seperti LPPM IPB"]

14317857761912764569
14317857761912764569
[/caption]

[caption id="attachment_417930" align="aligncenter" width="560" caption="Kepiawannya Ia teruskan kepada generasi penerus bangsa"]

1431785837280475476
1431785837280475476
[/caption]

Kegiatan yang sedang Ia lakukan saat ini selain tetap konsen dalam memproduksi olahan buah pala adalah melakukan kegiatan penyuluhan pemanfaatan pekarangan, mengupayakan pembentukan kelompok tani ternak serta sosialisasi bank sampah. Di luar tugasnya sebagai seorang penyuluh, Ia juga berperan dalam publikasi potensi yang dimiliki wilayah Dramaga yang salah satunya bekerja sama dengan LPPM IPB dalam pendampingan usaha termasuk memfasilitasi bantuan sanitasi tempat produksi. Teh Awie juga turut serta menjembatani para tamu yang datang berkunjung ke pengolahan buah pala baik dari dalam negeri maupun negeri. Baru-baru ini Ia baru saja menerima tamu dari Jepang yang ingin mengetahui proses pengolahan buah pala.

Satu pesan yang ingin dia sampaikan yaitu lestarikanlah potensi lokal daerah dengan terus menggali dan meningkatkan nilai tambah agar mampu bersaing dengan produk lainnya hingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Itulah Citra Cantik Indonesia yang tetap menjaga kearifan lokal nusantara di tengah-tengah persaingan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun