Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu dalam Senyap

15 Oktober 2024   23:31 Diperbarui: 15 Oktober 2024   23:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rindu dalam Senyap (Pixbay.com)

Rindu dalam Senyap

Rindu tak pernah sampai,
berdiam di sudut hati,
Bagai daun kering jatuh perlahan,
tanpa suara, tanpa jejak.

Waktu berjalan terasa lamban,
Jarak memisah dua bintang di langit malam.
Aku menatap rembulan yang sama,
mencari bayangmu di antara bintang yang hilang.

Rindu ini tak bertepi,
mengalir seperti sungai yang tak pernah bertemu laut,
mengisi ruang kosong di antara detik-detik hening,
menggulung sepi dalam pelukan sunyi.

Kau adalah angin yang berlalu,
mengusik dedaunan dalam senyap,
aku tersadar, meski tak bisa kusentuh,
hadirmu selalu mengalir di setiap hela napas.

Sampai saat itu tiba,
akan kusimpan rinduku dalam diam,
menyemai harap di setiap langkah,
menunggu saat kita bisa bersama kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun