Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepemimpinan yang Membebaskan: Menggairahkan Kebenaran, Keadilan dan Harapan

15 April 2024   23:58 Diperbarui: 16 April 2024   00:32 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemimpin Kebenaran


Dalam hening langit, di mana bintang bersinar,
Suara kebenaran membelah malam yang sunyi.
Tak terkekang, bagai sungai yang mengalir,
Pemimpin sejati, tiada tara dan tiada duyi.

Dalam gemuruh zaman, di lautan yang berdebu,
Kehadiran pemimpin, bak angin yang menerpa.
Bukanlah dia mencari keuntungan pribadi,
Namun seperti gunung, kokoh dan abadi.

Dalam keheningan malam, di hadapan bulan yang redup,
Terpaparlah kebenaran, bagai kilat di langit biru.
Seorang pemimpin, bagai peluit bagi kereta,
Menyuarakan keadilan, bagai bunga di padang terbuka.

Dalam sorot mata masyarakat, yang letih dan terluka,
Terbayanglah bayangan pemimpin, bak mercusuar di lautan.
Bukanlah dia pengikut kepentingan sempit,
Namun penjaga kehidupan, bagai pohon di padang luas.

Di puncak tangga kekuasaan, di mana matahari bersinar,
Terlihatlah pemimpin, bagai raja di atas singgasana.
Bukanlah dia seperti pemimpin mafia,
Namun penjaga perdamaian, bagai pelaut di lautan luas.

Dalam cengkraman zaman, yang berputar tak henti,
Kita butuh pemimpin, bagai bintang di langit malam.
Bukanlah dia yang mencari keuntungan pribadi,
Namun yang menerangi jalan, bagai fajar di ufuk timur.

Pemimpin sejati adalah milik semua,
Bukanlah kepunyaan segelintir yang terpilih.
Dalam langkahnya, terpatri keinginan bangsa,
Menuju masa depan, bagai kapal di lautan biru.

Nampar Legit, 15/04/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun