Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harapan di Tanah Gersang: Kisah Ibu yang Tegar

13 April 2024   23:38 Diperbarui: 14 April 2024   00:16 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harapan di Tanah Gersang: Kisah Ibu yang Tegar (Pexels.com/zeng jinwen)

Harapan di Tanah Gersang: Kisah Ibu yang Tegar

Suatu ketika, 40 tahun silam
Di tengah kebun yang gersang,
Seorang ibu tegar berdiri, air mata tak tertahan,
Menjadi cermin bagi perjuangan yang menggelora.

Di bawah rembulan yang malu-malu menyelinap,
Air mata mengalir di pipi yang pucat,
Dia merenung, bagaimana memelihara buah hatinya,
Dalam dunia yang menghantui dengan ujian tak terduga.

Di malam yang sunyi, di tengah hening yang mendalam,
Dia menanam benih harapan di tanah gersang,
Berdoa agar kehidupan membawa limpahan berkah.
Meski dalam kekuatan hatinya terukir keyakinan yang tak tergoyahkan,
Bahwa cinta dan ketabahan akan menaklukkan segala.

Nampar Legit, 13/04/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun