Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelita Kehidupan: Menapaki Jalan Kebenaran

5 April 2024   23:06 Diperbarui: 5 April 2024   23:20 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak Cahaya: Pemandangan Malam yang Memikat dengan Jalan Berliku (pexels.com/Ahmed Aqtai)

Pelita Kehidupan: Menapaki Jalan Kebenaran

Di hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur,
Hati kita resah, terjebak dalam pusaran kebohongan.
Menapaki jalan yang berliku-liku,
Cerita kita terbentang di balik keheningan malam.

Berteduh di bawah cahaya remang-remang lampu jalan,
Kita merenungkan pilihan hidup yang telah kita jalani.
Dalam tema cerita yang menghantui,
Kita terikat dalam belenggu takdir yang tak terhindarkan.

Masa lalu kita terbentang di depan mata,
Penuh dengan tipuan dan kebohongan,
Seolah tersesat di padang pasir tanpa arah yang pasti.
Namun, setiap bait menceritakan perjuangan yang kita lalui.

Setiap langkah kita menimbang dosa,
Mengingat Sang Pencipta dan memutuskan dengan berani.
Meskipun pahit dan menyakitkan,
Kita tahu hanya melalui kejujuran kita bisa menemukan kedamaian.

Surat cerita kita tertulis dengan tinta kejujuran,
Dalam kalimat yang mantap dan tegas.
Kita mengakui kesalahan kita dengan langkah yang teguh,
Dan dalam menghadapi kebenaran, kita menemukan kebebasan.

Inilah cerita kita, mengalir dengan ritme kehidupan,
Terkukuh dalam kohesi yang mengikat setiap bait.
Dengan bahasa yang kaya akan makna,
Kita menemukan tema-tema hidup yang mendalam.

Meniti jejak hidup, kita berjalan dengan mantap,
Menghadapi tantangan dan mengikuti cahaya kebenaran.
Kita menggali kedalaman diri kita sendiri,
Dan dalam kejujuran, kita menemukan kebenaran yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun