Rindu yang Mengalir
Di balik tirai malam yang sunyi, rindu mengalir dalam butir-butir waktu, mengalun sepi dalam hening yang dalam, menyampaikan pesan dari hati yang resah.
Rindu tak pernah lekang oleh jarak, ia membelai hati dalam rindu yang panjang, mengharapkan kumpul di tahun yang akan datang, seperti dulu, di bawah cahaya rembulan.
Dalam pelukan waktu, kita bertemu lagi, di pangkuan cinta, di tepian kenangan, simbol-simbol cinta menyatu dalam sentuhan, seiring dengan irama kalbu yang merindu.
Melodi asmara mengalun di sepanjang jalan, seperti daun yang bermain dengan angin lembut, menyiratkan harapan dalam jalinan kasih, bahwa kita akan bersama, hingga akhir waktu.
Di sudut mata, kilauan bahagia bersemi, di sela-sela kata, cinta menyala membara, rindu menjadi nyata dalam pelukan hangat, seiring kita membangun kenangan abadi.
Mama, doa dan rindu menyertai langkahku, terkabul suatu saat, di tengah perjalanan ini, kita akan bersua, dalam pelukan kasih yang suci, menghapuskan rindu, menjadi satu dalam cinta yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H