Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Cinta Terhalang dalam Gerbang Dilarang

2 April 2024   12:48 Diperbarui: 2 April 2024   12:53 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gerbang Terlarang (Pexels.com/Mo Eid)

Puisi Cinta Terhalang dalam Gerbang Dilarang

Di antara senyap malam, rahasia tersembunyi,
Cahaya remang membentuk bayang di dinding,
Dalam hatiku berbisik, hasrat terkunci rapat,
Tetapi di gerbang dilarang, cinta tercegah.

Bunga-bunga merekah, harum memikat hati,
Namun langkahku terhenti di ambang pintu,
Matahari terbenam, merona merah jambu,
Namun cinta kita terhalang, terkutuk oleh takdir.

Ku tatap wajahmu, penuh dengan kerinduan,
Di dalam mata yang berkilau, ada getaran yang sama,
Namun di antara kita, ada jurang tak terlampaui,
Dalam dunia yang melarang, cinta kita tak bisa merayap.

Cinta adalah puisi yang tak terucapkan,
Di dalam hati kita, ia mengalir seperti sungai,
Namun di dunia yang mengintai, kita adalah musafir,
Terpisah oleh hukum dan norma, takdir yang tak terelakkan.

Di malam yang gelap, kita terpisah oleh jarak,
Namun dalam jiwa kita, cinta tetap berkobar,
Dalam diam kita menyembunyikan api yang tak terpadam,
Namun di dunia ini, cinta kita tak bisa terlaksana.

Maka biarlah kita bertahan, meski dalam hening,
Dalam gerbang dilarang, cinta kita tetap menyala,
Sebuah puisi terlarang, yang terukir dalam hati,
Meski tak bisa dicium, namun cinta tetap abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun