Sebagai seorang ibu yang terpukul oleh tragedi yang menimpa anaknya, Emy Aghnia mengambil langkah berani dengan mengungkapkan kejadian tersebut melalui media sosial. Dia menggunakan akun Instagramnya, @emyaghnia, untuk membagikan foto-foto dan rekaman CCTV yang menggambarkan kekerasan yang dialami anaknya.
Melalui postingannya, dia tidak hanya ingin memperoleh dukungan dan simpati dari publik, tetapi juga ingin meminta bantuan kepada aparat kepolisian untuk menangani kasus tersebut secara serius.
Dengan langkah ini, Emy berusaha untuk memperoleh keadilan bagi anaknya dan juga memberikan peringatan kepada orang lain tentang pentingnya melindungi anak-anak dari kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan pengasuhan. Langkah ini juga menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi tantangan dan mencari solusi untuk melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan yang mungkin terjadi.
Dampak Kekerasan Terhadap Anak
Kekerasan yang dialami oleh anak sebagai korban dari pengasuhnya dapat menyebabkan dampak traumatis yang sangat serius. Anak yang menjadi korban kekerasan fisik atau emosional cenderung mengalami rasa takut, cemas, dan kebingungan yang mendalam.
Mereka mungkin mengalami mimpi buruk, kesulitan tidur, serta masalah konsentrasi dan perilaku. Trauma tersebut juga dapat memengaruhi perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak, bahkan dapat berdampak jangka panjang hingga dewasa.
Pengalaman traumatis semacam ini juga dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mempercayai orang lain dan menempatkan mereka dalam risiko tinggi untuk mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma.
Kekerasan terhadap anak oleh pengasuhnya juga memiliki implikasi jangka panjang yang signifikan terhadap kesejahteraan fisik dan mental anak tersebut. Secara fisik, anak dapat mengalami luka-luka serius, seperti memar, luka sayatan, atau cedera internal, yang mungkin memerlukan perawatan medis intensif.
Selain itu, paparan berulang terhadap kekerasan fisik dapat meningkatkan risiko terhadap kondisi kesehatan kronis seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan gangguan tidur.
Dari segi kesejahteraan mental, anak yang menjadi korban kekerasan cenderung mengalami masalah emosional dan perilaku yang berkelanjutan. Mereka mungkin mengalami penurunan harga diri, kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat, serta kesulitan dalam mengatur emosi mereka dengan baik.
Dampak jangka panjang dari kekerasan tersebut dapat mengganggu kemampuan anak untuk belajar, berkembang, dan meraih potensi maksimal mereka dalam kehidupan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan dampak psikologis dan sosial dari kekerasan terhadap anak dan memberikan dukungan yang tepat bagi mereka dalam proses pemulihan dan penyembuhan.