Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendorong Pertanyaan Siswa: Optimasi Interaksi Pembelajaran

18 Maret 2024   22:07 Diperbarui: 18 Maret 2024   22:18 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidaknyamanan siswa dalam mengajukan pertanyaan di kelas sering kali dipicu oleh ketakutan akan penilaian negatif dan pengalaman negatif sebelumnya. Dampak buruknya terlihat pada terhambatnya proses pembelajaran karena kurangnya interaksi aktif, yang dapat menyebabkan akumulasi kebingungan dan kesalahpahaman terhadap materi pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana setiap pertanyaan dihargai dan setiap siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi secara aktif. Bagaimana mendorong pertanyaan dari siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis, serta mengatasi perasaan enggan atau takut siswa untuk bertanya di kelas?

Pendidikan merupakan pilar fundamental dalam pembangunan manusia, namun realitasnya tidak selalu sesuai dengan harapan. Banyak siswa merasa ragu atau enggan untuk bertanya pertanyaan di kelas, yang bisa menjadi pertanda masalah lebih dalam dalam lingkungan belajar. Fenomena ini bisa mengindikasikan ketidaknyamanan, ketidakpercayaan diri, atau bahkan perasaan takut yang mungkin dialami siswa.

Dalam beberapa kasus, hal ini mencerminkan dinamika kelas yang tidak mendukung atau pengalaman negatif sebelumnya yang masih membekas dalam pikiran siswa. Melihat pentingnya interaksi yang sehat antara guru dan siswa, serta antara siswa satu sama lain dalam proses pembelajaran, masalah ini harus diangkat dan dipahami lebih mendalam.

Dalam konteks pendidikan saat ini, peningkatan perhatian terhadap kesejahteraan emosional siswa di sekolah menjadi semakin penting. Guru dan lembaga pendidikan mulai mengakui bahwa kesejahteraan emosional siswa memiliki dampak langsung terhadap kualitas pembelajaran dan prestasi akademik mereka. Terdapat pula penekanan yang semakin kuat pada pembelajaran yang inklusif, di mana keterlibatan dan partisipasi aktif dari setiap siswa dianggap sebagai aspek penting.

Prof. Tang dalam artikel: "How does student participation influence student achievement?" menunjukan bagaimana korelasi langsung antara partisipasi dan peningkatan nilai siswa. 72% dari mereka yang disurvei merasa bahwa peningkatan keterlibatan di kelas akan membawa pada peningkatan akademik. 56% siswa merasa bahwa pengetahuan dan pemahaman matematika mereka akan meningkat jika mereka lebih sering berpartisipasi.

Dalam studi kasus yang disampaikan, implementasi pendekatan yang mendukung partisipasi aktif siswa, seperti mendorong pertanyaan, telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Contoh ini menunjukkan bahwa dengan memberikan siswa kesempatan untuk bertanya dan berpartisipasi aktif dalam diskusi, mereka dapat mengatasi ketidaknyamanan mereka dan merasa lebih percaya diri dalam belajar.

Peningkatan keterlibatan siswa juga terbukti berdampak positif pada hasil akademik mereka. Siswa yang sebelumnya merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, seperti Ahmad dalam studi kasus tersebut, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman mereka setelah terlibat dalam proses pembelajaran yang inklusif dan dinamis.

Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam diskusi aktif, bertanya pertanyaan, dan berpartisipasi dalam sesi tanya jawab memiliki kemungkinan lebih besar untuk memahami dan mengingat informasi yang diajarkan. Aktivitas seperti ini tidak hanya membantu memperjelas konsep-konsep yang rumit, tetapi juga merangsang pemikiran kritis dan pemecahan masalah siswa.

Dengan mengajukan pertanyaan, siswa secara aktif terlibat dalam proses pengolahan informasi, yang pada gilirannya memperkuat pemahaman mereka terhadap materi. Contoh konkret dari penelitian ini dapat dilihat dalam eksperimen di kelas-kelas yang mendorong partisipasi siswa. Dalam lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk bertanya, mereka lebih cenderung untuk mengajukan pertanyaan yang relevan, mencari klarifikasi, dan berbagi pemikiran mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun