Pernyataan ini menegaskan rencana pemerintah untuk melanjutkan kebijakan kenaikan PPN yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun, hal ini juga memicu respons yang beragam dari berbagai pihak, yang mengungkapkan keprihatinan dan kritik terhadap dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Polemik ini semakin memanas seiring dengan pendekatan waktu pelaksanaan yang semakin dekat, menciptakan diskusi yang mendalam tentang implikasi ekonomi dan sosial dari kenaikan tarif PPN ini.
Para pendukung kenaikan PPN melihat langkah ini sebagai langkah yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan negara dengan dua argumen utama. Pertama, mereka berpendapat bahwa meningkatkan tarif PPN adalah cara yang efektif bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak tanpa harus memberlakukan pajak yang lebih berat pada individu atau sektor-sektor tertentu.
Dengan meningkatkan tarif PPN, pemerintah dapat mengumpulkan lebih banyak pendapatan dari setiap transaksi jual-beli barang dan jasa, yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan dan proyek infrastruktur yang diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi negara.
Kedua, para pendukung kenaikan PPN berpendapat bahwa langkah ini penting untuk menjaga stabilitas fiskal negara, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks.Â
Mereka mengklaim bahwa dengan meningkatkan pendapatan negara melalui kenaikan PPN, pemerintah dapat menciptakan kestabilan dalam keuangan publik, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi defisit anggaran dan mengendalikan inflasi. Dalam pandangan mereka, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa perekonomian negara tetap sehat dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Namun, sementara argumen pendukung kenaikan PPN mungkin terdengar logis, penting untuk mempertimbangkan dampaknya yang lebih luas terhadap masyarakat.
Tanggapan yang kuat terhadap argumen pendukung kenaikan PPN sebagai langkah untuk meningkatkan pendapatan negara adalah bahwa sementara pendapatan negara mungkin meningkat, dampak negatif jangka panjang dari kenaikan PPN terhadap pertumbuhan ekonomi tidak boleh diabaikan.
Penurunan daya beli masyarakat sebagai akibat langsung dari kenaikan harga barang dan jasa dapat menghambat konsumsi domestik, yang merupakan salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Konsumsi domestik yang rendah dapat mengakibatkan penurunan produksi barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, penurunan daya beli juga dapat mengganggu stabilitas sosial dan menyebabkan ketidaksetaraan ekonomi yang lebih besar.
Selain itu, penurunan daya beli juga dapat memicu penurunan investasi dan produksi, yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, sementara kenaikan PPN mungkin memberikan manfaat dalam hal meningkatkan penerimaan negara, perlu diperhatikan juga dampak sosial dan ekonominya terhadap masyarakat luas.