Di senja yang berlapis kecemasan, kami meraba getaran ketegangan. Namun, di sini, di antara dinding-dinding keributan, Kurindukan kedamaian yang terlebur.
Dalam kebisingan itu, kami mencari harmoni; di tengah-tengah gejolak, kami merindukan ketenangan.
Dalam senja yang merah, makian terdengar, lambang pertikaian dalam rumah yang hancur. Anak-anakku, beradu kata dan luka, Sungguh, dunia ini tak ubahnya luka.
Olokan tetangga, aroma keringatnya terhembus, seolah tubuhnya mengejek, menentang napas. Mobil-mobil berdengung, mengoyak kedamaian, seakan dunia ini tak kenal istirahat.
Namun, di dalam kekacauan, ada irama yang terpendam, di antara derap makian dan dentingan caci, ada keinginan yang suci untuk kembali merangkai, sesentuh kedamaian yang menyelimuti bumi.
Di sini, di dalam jantung kekacauan ini, kami mendapati kebenaran yang tersamar; bukanlah ketenangan hadir begitu saja, tapi hadir sebagai impian yang harus kami kejar.
Di tengah-tengah hiruk-pikuk yang menyelubungi, kami mencari harmoni dalam kekacauan. Ketika dunia ini menjerit dengan pertikaian,kami terus berusaha, memburu damai yang hakiki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI