Dalam perjalanan demokrasi, partai politik menjadi pilar utama. Mereka mencerminkan keberagaman pandangan dan kepentingan masyarakat. Namun, apakah banyaknya partai politik selalu menguntungkan demokrasi?
Partai politik sangat vital dalam sistem demokrasi. Banyaknya partai politik dalam negara demokrasi membawa berbagai manfaat. Dengan adanya banyak pilihan, masyarakat memiliki lebih banyak opsi untuk mewakili dirinya di parlemen atau pemerintahan. Hal ini memberikan peluang untuk representasi yang lebih baik terhadap beragam kepentingan dan pandangan politik.
Selain itu, kehadiran banyak partai politik meningkatkan dinamika politik dalam sebuah negara. Kompetisi yang sehat antara partai politik mendorong diskusi publik yang lebih luas. Ini juga mendorong pemerintah untuk bertanggung jawab kepada rakyat.
Namun siapa sangka, dalam banyak kasus, keberadaan banyak partai politik tidak selalu berarti demokrasi yang lebih sehat. Penelitian Roberto Stefan Foa dan Yascha Mounk mengungkap realitas di balik banyaknya partai di parlemen.Â
Dalam penelitiannya tentang "The Democratic Disconnect", Foa dan Mounk menyoroti bahwa keberadaan banyak partai politik tidak selalu menghasilkan demokrasi yang lebih sehat.Â
Mereka menunjukkan bahwa terlalu banyak partai politik dapat mempersulit pembentukan mayoritas stabil dan memungkinkan oligarki politik untuk berkembang.Â
Partai-partai kecil mungkin menjadi alat bagi kelompok-kelompok elit untuk mempertahankan kontrol atas politik, menciptakan sebuah bentuk oligarki politik yang kurang transparan.
Dari hasil penelitian Foa dan Mounk, kita bisa melihat bahwa ada konflik antara manfaat dan risiko dari banyaknya partai politik dalam sebuah negara demokrasi.
Salah satu contoh konkret di mana terlalu banyak partai politik telah mengarah pada terbentuknya oligarki politik adalah situasi di Italia. Sejak tahun 1946, Italia telah mengalami serangkaian pemerintahan yang sering kali tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh oligarki politik.