1. Media sosial
Kehadiran media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Snapchat dapat memperkuat perasaan FOMO. Melalui media sosial, seseorang dapat melihat aktivitas orang lain yang menarik, dan merasa tertinggal atau tidak diundang ke dalam kegiatan tersebut.
2. Kesenjangan sosial
Perasaan FOMO sering muncul ketika seseorang merasa ada kesenjangan sosial atau budaya antara dirinya dan orang lain di sekitarnya. Orang yang merasa seperti ini mungkin merasa lebih rendah atau kurang penting daripada orang lain, dan merasa tidak nyaman ketika tidak terlibat dalam kegiatan yang dianggap penting atau menarik.
3. Keterbatasan waktu
Perasaan FOMO juga dapat muncul karena seseorang merasa terbatas dalam waktu dan tidak ingin melewatkan kesempatan penting yang mungkin tidak akan datang lagi.
4. Keterbatasan sumber daya
Perasaan FOMO juga dapat muncul ketika seseorang merasa terbatas dalam sumber daya seperti uang atau kesempatan, dan merasa sulit untuk memenuhi harapan atau impian yang dianggap penting.
5. Tekanan sosial
Kadang-kadang tekanan sosial seperti harapan dari keluarga, teman, atau masyarakat dapat memicu perasaan FOMO. Seseorang mungkin merasa terdorong untuk melakukan hal-hal tertentu agar tidak merasa tertinggal atau dianggap tidak sukses.
Perasaan FOMO yang terus-menerus dapat memiliki dampak negatif. Dampak buruknya lebih kepada kesehatan mental dan emosional seseorang. Beberapa dampak yang terlihat misalnya kecemasan,deprsei, stres dan ketergantungan pada media sosial.Â
Namun ada beberapa solusi yang dapat membantu mengelola perasaan FOMO. Agar  terhindar dari FOMO, seseorang perlu:
- Menetapkan prioritas. Tentukan apa yang benar-benar penting  dalam hidup. Fokus pada hal-hal utama. Perasaan FOMO tidak boleh mengalihkan perhatian.
- Menghindari penggunaan media sosial yang berlebihan. Batasi waktu di media sosial. Jangan biarkan media sosial yang mengontrol hidup.
- Fokus pada pengalaman langsung. Cobalah untuk lebih fokus pada pengalaman langsung dengan orang-orang di sekitar.
- Menjadi puas dengan apa yang ada. Belajarlah untuk menjadi puas dengan keadaan saat ini. Menghargai apa yang  dimiliki. Jangan membandingkan diri dengan orang lain. Â
- Mengambil waktu untuk diri sendiri. Cobalah untuk mengambil waktu untuk diri sendiri untuk bersantai. Menikmati momen-momen kecil dalam hidup, tanpa tekanan untuk selalu berada dalam lingkungan sosial yang ramai.
- Meningkatkan keterlibatan sosial secara sehat. Cobalah untuk meningkatkan keterlibatan sosial secara sehat dan positif. Mengikuti kegiatan yang disukai dan dengan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H