Sebab ia seperti api yang membara
Menghanguskan dirimu dan orang di sekitarmu
Seperti duri yang menancap di dalam hati
Dan terus menusuk-nusuk
Demikian rasa iri hati melukai
Lantas tubuh indahmu mengalir darah
Rasa iri hati seperti racun
Menyebar ke seluruh tubuh,
Merusak kesehatan emosional .
Iri hati seperti awan hitam yang menggumpal di atas kepala
Dan menghalangi cahaya matahari.
Dia juga seperti bibit
Tumbuh di tanah yang tidak subur,
Sulit berkembang
Lalu tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Kadang aku juga berpikir
Rasa iri hati seperti berjalan di dalam kegelapan
Tanpa arah dan tujuan yang jelas,
Merasa tersesat dan kehilangan.
Iri hati seperti beban berat
Dijinjing di pundak,
Membuat seseorang merasa lelah
Tidak mampu untuk melangkah maju.
Aku tahu engkau butuh pengakuan dan penghargaan.
Tetapi aku mau mau engkau tetap berpuas diri
Kau dan aku memiliki keterbatasan dan kekurangan
Terimalah ini menjadi suatu kenyataan
Lihatlah keindahan dunia ini
Alam yang memberikan begitu banyak keajaiban
Matahari yang menyinari langit biru
Dan bunga-bunga yang mempesona di taman
Bahkan senyummu pun adalah keindahan
Bukalah hati, rasakan kebahagiaan
Nikmati setiap momen yang terjadi
Jangan biarkan iri hati menghalangi
Kepedulian, kasih sayang, dan kebahagiaan
Karena kebahagiaan yang sesungguhnya
Adalah menerima diri sendiri
Dan bersyukur atas apa yang dimiliki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H